Monday, April 23, 2007

Bertemu Prigelle Mrantashi Parjiono

Malam itu saat matahari baru saja tenggelam. Di sebuah jalan masuk dekat the famous Ross River Road, kendaraan hilir-mudik seperti biasanya, tak ada yang istimewa. Tak ada yang tahu bahwa di sudut pojokan mulut jalan pada sebuah rumah dengan gaya Queenslander ada seorang bayi mungil nan cantik dan baru berusia seminggu. Ayah-ibunya memberi nama padanya: Prigelle Mrantashi Parjiono, sebuah ramuan kata-kata yang mengakomodasi tuntutan modernisasi dan warisan budaya asal. Terbentuklah kalimat dengan tulisan cantik dengan lafal Javanese, membentuk arti: cekatan dan smart dalam menghadapi tantangan hidup kelak! Wow, how beautiful! Harus diakui bahwa untuk mendapatkan sebuah nama bagi sebagian orang bahkan sempat bertapa. Tak tahu apakah nama indah ini melewati ritual pertapaan, namun yang jelas untuk mencarinya bagi seorang Parjiono dan Josa membutuhkan sebuah kontemplasi diri beserta wawasan yang diperluas. Sebuah usaha yang memakan waktu guna mendapatkan kata yang tepat untuk Sang hadiah yang terindah! Ternyata, tuntutan pikiran dan tenaga bagi sang Ayah bukan hanya berdiskusi sepanjang waktu mencari nama, namun setelah nama didapatkan tantangan barupun datang! Selama seminggu terakhir sang Ayah menjadi bapak sekaligus ibu rumah tangga, mulai dari memapah sang istri yang dalam masa recover, menggendong Prigelle, mencuci, belanja, sampai dengan menyiapkan makan untuk mereka. Semua tantangan sepertinya tak dihiraukan lagi demi si kecil, ibu dan keluarga! Sehingga saat sebuah papan jatuh mengenai kakipun dan membuat luka tak menyurutkan semangatnya! Selamat dan ... semoga cepat sembuh lukanya, ya?

Ada titipan pesan dari Kel. Parjiono: mereka memohon maaf buat teman-teman dan kerabat yang gak bisa lama-lama ngobrol dengan keluarga atau bahkan ada yang gak sempat masuk saat di Rumah sakit kemaren walaupun hal itu bukan keinginan mereka namun dari pihak rumah sakit.

© PPIA-JCU

No comments: