Monday, November 26, 2012

Di Balik Layar: Townsville

After a long sunny Sunday afternoon, a 22 seconds clip had been produced by the PPIA JCU (click here to watch the final video). However, it was a quite changeling task for the director to deal with a group of a newly beginner artists (Xixixi).

Here is some clips to show how hard was the director's job.


© PPIA-JCU

Sunday, November 25, 2012

Ucapan Selamat Hari Guru Nasional: 25 November

Dalam rangka memeriahkan Hari Guru dan karena dapet pe-er dari PPIA pusat untuk bikin video, PPIA JCU membuat video klip ini:



Selamat Hari Guru!
Silahkan ditunggu video klip kami selanjutnya! (ternyata bikin video ngebuat ketagihan...)

Klik disini jika ingin lihat clip behind the scene.

Wednesday, October 10, 2012

Cultural Outreach Program: The Costumes and a Dance

Introducing Indonesian Traditional Costumes and Dance in Townsville Grammar Junior School

Tanggal 10 Oktober 2012, PPIA JCU manggung lagi di sekolah! Atas kerja keras Zainab menyusun rencana dan acara, juga berkat Welem dengan bakatnya sebagai pelatih tari, tim PPIA JCU yang berjumlah 9 orang sukses mengajak murid Townsville Grammar Junior School (TGJS) menari Dolo-dolo. Tarian ini adalah tarian perayaan panen dari Flores, NTT. Menanggapi undangan Tessa McNamara dari TGJS dan dengan dukungan Geri Crouch dari Townsville Multicultural Support Group (TMSG), PPIA JCU mengisi acara sebanyak 2 sesi (masing-masing sesi berdurasi 45 menit) untuk mengajar budaya Indonesia. Materi yang diperkenalkan adalah baju adat dan tarian tradisional. Supaya menarik, anggota PPIA JCU yang hadir mengenakan beragam pakaian adat yang sudah menjadi barang inventaris hasil sumbangan turun-temurun dan baju sumbangan. Jadi, murid-murid bisa melihat secara live seperti apakah baju adat berbagai daerah di Indonesia. Aksesoris yang paling menarik perhatian murid-murid adalah hiasan kepala asal Sumatera Selatan yang dikenakan oleh Anita dan blangkon asal Jawa yang dikenakan oleh Indra Bayu. Murid-murid bergilir ingin mencoba memakainya.

Setelah memperkenalkan baju adat, murid-murid diberi kuis seputar baju adat dan daerah asalnya. Beberapa murid yang bisa menjawab dihadiahi kesempatan memakai baju adat yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu: baju adat Padang (laki-laki), kostum tari Bali (perempuan), dan kostum tari Gambyong asal Jawa (perempuan). Selama 30 menit terakhir setiap sesinya, murid-murid diperagakan cara menari Dolo-dolo, lalu diajak menari bersama membentuk lingkaran.

Sunday, July 22, 2012

A Farewell and Welcome Party in Alligator Creek

Akhirnya tiba juga waktunya penyerahan piagam penghargaan untuk pengurus PPIA JCU 2011-2012. Acara ini merupakan bentuk terima kasih dari anggota PPIA JCU atas kerja keras pengurus PPIA JCU yang telah menjalankan tugasnya selama setahun. Karena beberapa pengurus ada yang bertempat tinggal di Cairns, secara simbolik piagam penghargaan diserahkan kepada para pengurus PPIA JCU yang bertempat tinggal di Townsville. Sekaligus untuk melepas Tuti Siregar, Jimmy Wanma, Ernest Suryadjaja, Arvie Purnomo yang sudah selesai masa belajarnya, kesempatan ini juga diselenggarakan sebagai penyambutan telah datangnya mahasiswa baru: Grace Saragih, Achmad Nur Mei, dan Jensi Sartin. Dirancang oleh Herri Binarasa, anggota PPIA yang datang puas berpose untuk berfoto, makan siang, dan juga jalan-jalan menikmati keindahan alam di Alligator Creek. (DAT)
Yang di baris paling depan ngeliatin apa sih?
© PPIA-JCU

Saturday, July 07, 2012

An Indonesian Gathering in the Riverway Park

Pada hari Sabtu, 7 Juli 2012, Townsville berangin dan masih sejuk di tengah musim dingin. Setelah beberapa saat tidak piknik bersama, PPIA JCU mengundang WNI permanent resident (PR) yang tinggal di Townsville untuk berkumpul dan menikmati BBQ di Riverway park. Di taman yang terletak di pinggir sungai ini, anggota PPIA JCU dan PR berkenalan berbagi makanan yang sudah dibawa masing-masing. Dikoordinir oleh Indra Bayu, hampir semua anggota PPIA JCU dan pasangannya, juga lebih dari 5 keluarga PR yang tinggal di Townsville hadir di acara ini. Tentu saja kesempatan ini adalah kesempatan emas bagi semua yang hadir untuk melepas kangen mencicipi masakan khas Indonesia. Menu yang disajikan antara lain: jagung rebus, bihun goreng, mie goreng pedas, crepes coklat dan strawberry, dan tidak ketinggalan steak sapi andalan yang dipanggang di alat BBQ yang tersedia di sepanjang sungai. Yummy! (DAT)

© PPIA-JCU

Wednesday, June 20, 2012

Anita Raharjeng Jadi Duta JCU

JCU membuka kesempatan agar mahasiswa dapat berpartisipasi dalam membuat iklan mengenai kehidupan kampus. Mbak Anita Raharjeng adalah salah satu anggota PPIA JCU yang ikut bergabung. Simak videonya di sini:
Kereeennn...!
© PPIA-JCU

Tuesday, June 19, 2012

Cultural Outreach Program: Indonesian Traditional Games

Introducing Indonesian Traditional Games in Aitkenvale State School, Townsville

Acara ini terselenggara berkat kolaborasi PPIA JCU dengan Townsville Multicultural Support Group (TMSG). Kegiatan yang dikoordinir oleh Aryadi ini berlangsung lancar dan sukses. Dengan bantuan Yulia, Ernest, Arvie, Zainab, dan Deasy, PPIA JCU berhasil memperkenalkan permainan khas 17 Agustusan kepada 9 kelas. Permainan yang diperkenalkan adalah lomba memasukkan pensil ke dalam botol dan juga lomba balap kelereng. Murid-murid setiap kelas diajak bermain selama 30 menit dan sangat antusias dalam mencoba permainan tradisional ini. (DAT)
© PPIA-JCU

Monday, June 04, 2012

Manggung di Smithfield Childcare

Hi kawan-kawan,
Kalau di Townsville dah presentasi di sekolah2, di Cairns mulai dari childcare dulu yah, hehe.
Saya kirim foto music performance di Smithfield Childcare yah. Ceritanya Mas Fera sang landlord diundang ngisi acara musik. Jadilah kita menyanyikan lagu anak2 termasuk lagu Cicak Cicak di Dinding. Meski gak mengusung nama PPIA, paling gak guru2nya jd tau kl ada PPIA di Cairns.
Salam manis dari Kak Erdi :o)

Thursday, May 31, 2012

Info Untuk Teman-Teman Dari Indonesia Yang Akan Datang ke Townsville (diupdate 4 Dec '12)

Penjemputan dan Temporary Accommodation
Mengenai penjemputan, silahkan minta penjemputan dari International Student Centre. Nanti mereka akan siapkan kendaraan untuk antar student baru dari bandara ke temporary accommodation.
Jangan takut kebingungan saat tiba di Townsville. PPIA JCU akan menyambut kedatangan Anda di bandara dan menemani Anda ke temporary accommodation. Juga menyempatkan untuk menemani hari-hari pertama untuk melapor diri ke International Student Centre, membuka rekening, dan belanja.
Mengenai temporary accommodation, kami (PPIA JCU) bisa bantu carikan temporary accomodation dengan harga masuk akal dan lokasi strategis dekat kampus, atau minimal dekat bus stop). Kisaran harga kamar maximum $170 per minggu per orang. Kalau kami sudah ketemu landlord rumah yang mau terima AUSAID students, kami akan booking kamar pada landlord, dan memberi alamat rumahnya pada Anda sehingga Anda bisa mengabari International Student Centre untuk mengabari sudah dapat temporary accommodation.
Kalau suka dengan tempatnya, Anda bisa stay selama yang Anda inginkan (kecuali kalau Anda diusir oleh landlord karena tidak bisa menaati peraturan rumah: misalnya merusak perabotan rumah, jorok, dll). Kalau Anda tidak suka temporary accomodationnya Anda bisa keliling Townsville untuk cari tempat akomodasi lain, tergantung keterangan apa ada minimal stay dari landlord (biasanya mereka minta stay minimal 6 bulan).
Kami cuma bisa melayani pencarian temporary accomodation untuk single, tidak untuk orang yang akan langsung bawa spouse/keluarga.

Tipe Akomodasi
Share house (alias nge-kos)
Harga variatif tergantung fasilitas yang ditawarkan. kisaran harga 1 kamar di Townsville: $120-$180 per minggu. Harga yang murah biasanya karena lokasi agak jauh dari kampus, dan tidak include internet.
Homestay & Sewa Rumah
Untuk mengatur kedua tipe akomodasi ini, sebaiknya mahasiswa baru tinggal di temporary accommodation dulu. Terutama untuk mencari sewa rumah, karena perlu waktu untuk survei rumah.

Cuaca
Cuaca di sini mirip Denpasar/Jakarta. Cuma saja agak lebih sejuk saat musim dingin.

Transportasi
Bus
Operator Bus di townsville adalah Sunbus (http://www.sunbus.com.au/sit_townsville.htm). Layanannya 24 jam hari senin sampai sabtu. Hari minggu bus mulai beroperasi dari jam 7 pagi hingga 23.35.
Bus yang menuju ke kampus JCU Townsville datangnya setiap 15 menit. Setelah pukul 6 sore datangnya setiap 1jam.
Bila sudah dapat student card JCU, untuk student ada potongan harga 50%. Tiap awal semester di bookshop JCU dijual pula kartu concession seharga $9 untuk tiket bus yang berlaku seminggu ke seluruh zona di Townsville (kalau tidak pakai tiket concession itu harga tiket seminggu ke semua zona (1-10) harganya $18.80). Kalau tinggal dekat kampus paling mahal bayar tiket bus seminggu sekitar $9. Tapi kartu concession ini berguna sekali kalau hobi jalan2 keliling kota, atau buat student yang tinggal di daerah city (jauh banget dari kampus soalnya-sekitar 20 km)
Sunbus juga bekerjasama dengan google map. Jadi kalau mau keliling kota dengan Sunbus bisa buka google map untuk tahu bus mana yang harus diambil dan jam kedatangannya.
Sepeda
bersepeda di Townsville aman dan nyaman, ada track khusus yang disediakan dan rutin (2 bulan sekali)  diadakan acara makan pagi gratis di kampus bagi student yang bersepeda.
Harga sepeda paling murah $60 (di Big W atau Kmart). Untuk bersepeda di Townsville Anda perlu memakai helm khusus ($15), dan saat bersepeda malam wajib pakai lampu ($19, 1 set: lampu depan dan belakang).
Mobil dan Scooter
Bila Anda berencana membeli mobil atau scooter, sebaiknya membawa SIM dari Indonesia. Harga mobil dan scooter bekas yang masih sangat layak pakai paling murah $1000.
Untuk hal ini sebaiknya settle dulu di Townsville, lalu bisa tanya2 banyak ke teman2 yang sudah berpengalaman mengenai apa dan bagaimana cara mengurus pembelian, perawatan, asuransi, dll.

© PPIA-JCU

Barang-barang yang Perlu Dibawa

Ini tips buat teman-teman yang berangkat sendirian (single, tanpa keluarga/anak) ke Australia, khususnya ke Townsville & Cairns. Inilah barang-barang yang penting untuk dibawa:
  • Surat-surat penting & Uang
Pastikan bawa paspor (penting buanget nih!). Offer Letter, SIM/Surat Ijin Mengemudi A dan C (kalau2 berencana mengemudi di Townsville, tidak perlu di-translate), bukti pembayaran (buat yang berangkat dengan biaya sendiri dan sudah bayar).
Surat-surat lain seperti akte kelahiran, ijazah S1, transkrip nilai, sertifikat EAP (khusus penerima beasiswa AUSAID) sepanjang pengalaman sih belum pernah diminta. Kalau pun mau dibawa, sebaiknya dalam bentuk file (hasil scan).
Jangan lupa buat 2 fotokopian surat-surat berharga, 1 ditinggal di keluarga di Indo, 1 lagi di simpan di tempat yang berbeda dengan yang asli. Ini buat jaga-jaga kalau-kalau hilang (amit-amit...).
Bawa pas foto 3x4 dan 4x6 berwarna beberapa lembar, dipakai untuk lapor diri ke KBRI (via pos).
Terutama untuk penerima beasiswa AUSAID, untuk kedatangan awal cukup membawa $300 sampai $500. Uang sebesar ini bisa untuk 1-2 minggu. Bila berencana membawa lebih dari $10,000 dalam bentuk cash jangan lupa di-declare!
  • Obat-obatan pribadi
Di Australia banyak obat yang tidak bisa dibeli tanpa resep dokter. Jadi kalau kamu ada kebutuhan obat tertentu seperti: obat untuk alergi, diabetes, asma, tekanan darah tinggi (hipertensi), sebaiknya dibawa dalam jumlah yang cukup setidaknya untuk 1 sampai 2 bulan pertama (dibatasi oleh peraturan imigrasi hanya boleh untuk maksimal persediaan 3 bulan). Sebelum obat habis kamu bisa ke UniHealth untuk memeriksakan diri dan mendapat obat lanjutan jika perlu.
Bagi yang gak punya penyakit khusus, ada baiknya sedia obat untuk demam (paracetamol 500mg), obat batuk pilek, obat anti mabuk (antimo), obat untuk penghilang rasa sakit (asam mefenamat 500mg, atau natrium diklofenak 25mg, dll), obat gosok andalan (minyak kayu putih, minyak telon, dsb) kalau-kalau diperlukan.
Obat-obat ini jangan lupa di declare di customs saat kedatangan ya! (Lihat barang-barang apa saja yang harus di-declare di bagian Items you must declare on arrival)
  • Adapter
Jangan lupa bawa adapter karena portal listrik di sini berbeda dengan yang ada di Indonesia. Seperti apa bentuk adapter yang perlu kita beli? Kita perlu beli adapter dengan colok 3. Supaya gak salah, lihat foto di bawah ini ya.
Kalau kamu punya banyak barang yang perlu di-charge, daripada beli banyak-banyak adapter, bisa diakali dengan bawa colokan paralel dari Indonesia.
Foto portal listrik di Australia
  • Pakaian
Suhu udara di Townsville saat musim semi, panas, dan gugur kurang lebih seperti di Jakarta dan Bali. Saat musim dingin udaranya sejuk pada siang hari, dan dingin pada malam hari (paling dingin 15°C saat malam dan berangin).
Penduduk Queensland punya kebiasaan berpakaian yang santai. Jadi, cukup bawa baju seperti yang dipakai di Indonesia. Ingat bawa minimal 1 jaket (bisa dipakai saat di pesawat terbang), dan celana panjang tebal untuk dipakai saat musim dingin.
Harga pakaian di sini tidak terlalu mahal. Sebagai contoh:
Pakaian wanita: kaos polos $4, celana jeans $15, jaket $15, bra $5, panties $9 untuk 5 buah
Pakaian pria: kaos polos $5, celana jeans $20, jaket $15, boxer $7 untuk 2 buah)
(sumber: hasil observasi Kmart, Target, dan BigW bulan Oktober 2012)
Jangan lupa bawa pakaian adat yang menarik! Di sini banyak acara budaya, kalau teratrik nampang di koran Townsville, bisa disiasati dengan cara: muncul di acara kebudayaan yang teratur digelar di Townsville pada bulan Agustus, sambil mengenakan pakaian adat yang menarik.
Sebagai bukti, Mas Aryadi dan keluarga sukses tampil di Townsville Bulletin (edisi cetak dan elektronik):
http://www.townsvillebulletin.com.au/article/2011/08/18/258541_news.html
Nadya memakai baju Bodo, menarik perhatian wartawan Townsville Bulletin
  •  Sepatu dan Sandal
Di Townsville dan Cairns fasilitas pedestrian-nya nyaman. Jadi enak untuk keliling-keliling jalan kaki. Jarak gedung di kampus juga berjauh-jauhan satu sama lain. Maka dari itu, sebaiknya bawa alas kaki yang nyaman untuk jalan jauh. Bawa secukupnya saja dari Indonesia, karena di sini harga sepatu atau sandal cukup terjangkau, mirip harga sepatu dan sandal di Indonesia.
  • Toiletteries
Bawa sabun, pasta gigi, shampo, dan sikat gigi secukupnya saja. Di sini harga barang-barang ini cukup terjangkau.

Silahkan hubungi PPIA JCU jika masih ada yang ingin ditanya. Untuk informasi lebih detail untuk kedatangan Juni 2012 hingga Mei 2013;
mengenai Townsville bisa hubungi Deasy (deasy.tandio@my.jcu.edu.au), atau
mengenai Cairns bisa hubungi Irfan (irfansyah.lubis@my.jcu.edu.au).
© PPIA-JCU

Wednesday, May 30, 2012

Barang Yang Harus di-Declare

Berikut info mengenai barang yang harus di-declare saat masuk ke Australia dan mengenai barang-barang yang tidak bisa dibawa masuk (harus dibuang di bagian immigrasi)
File PDF dalam bahasa Indonesia:
http://www.customs.gov.au/webdata/resources/files/Indonesian-GuideforTravellers-KBYGBrochure.pdf

What can’t I take into Australia?
Australian biosecurity
Food, plant material and animal products including live animals and plants from overseas could introduce some of the world’s most serious pests and diseases into Australia, devastating our valuable agriculture and tourism industries and unique environment.

The Department of Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF), along with other jurisdictions, industry and the community, plays a vital role in maintaining Australia’s clean and wholesome food supply—at home and abroad. Australia’s biosecurity system protects our human, animal and plant health by reducing the risk of unwanted pests and diseases arriving in the country. Everyone benefits from a strong biosecurity system so everyone has a role to play.
Declare it
You will be given an Incoming Passenger Card before you arrive in Australia. This is a legal document.

You must tick YES on your card to declare if you are carrying food, plant material or animal products. You can take these declared items with you to the clearance point where they will be assessed by a DAFF biosecurity officer.

Alternatively, you may dispose of food, plant material or animal products on arrival in the quarantine bins located in the airport terminal.

On arrival your baggage may be assessed by x-ay, detector dog or inspected by a DAFF biosecurity officer. If you fail to declare or dispose of any biosecurity risk items, or make a false declaration:
                    you will be caught
                    you could be fined $220 on-the-spot, or
                    you could be prosecuted, fined more than $66000 and risk 10 years jail and a criminal record.

You will not be penalised if ALL items are declared, even if they are not allowed into Australia.
Important information for domestic passengers travelling on international flights:
If you’re carrying food or other items of biosecurity risk, you must show a DAFF biosecurity officer a receipt or other document proving that the product is of Australian origin. If you cannot show proof,

Profil Pengurus PPIA 2012-2013


Setelah presiden baru terpilih melalui AGM yang dilaksanakan 26 Mei 2012 di James Cook University Townsville & Cairns via teleconference, dan diadakan diskusi yang padat selama 2 minggu, akhirnya kabinet 2012-2013 terbentuk. Berikut adalah susunan kepengurusan PPIA JCU 2012-2013:


Deasy Ayuningtyas Tandio adalah Presiden ke-10 dalam sejarah kepengurusan PPIA JCU. Lahir pada tahun 1984. Sebelum datang ke JCU, wanita lulusan Universitas Udayana ini bekerja sebagai dokter di Puskesmas Maubesi, Kabupaten TTU, Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya sempat bekerja sebagai dokter jaga di klinik Internasional dan sebuah hotel bintang lima di Bali. Saat ini Deasy sedang menempuh program pasca sarjana di School of Public Health, Tropical Medicine & Rehabilitation Science dan juga di School of Business untuk menyelesaikan combine degree MPH-MBA. Hobinya adalah main alat musik (organ, angklung, gamelan), menulis artikel kesehatan untuk media cetak di Indonesia, berenang, dan jalan di pinggir Ross River.


Muhammad Irfansyah Lubis adalah Wakil Presiden yang bertempat tinggal di Cairns. Lahir di Padang Sidempuan, 29 Maret 1985. Pria berdarah batak ini lulusan Sarjana Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, Lubis, panggilan akrabnya sering terlibat dalam organisasi keprofesian yang berhubungan dengan flora and fauna dan telah melakukan ekspedisi ke berbagai kawasan konservasi di Indonesia.  Lubis beserta timnya juga pernah dapat grant penelitian dari program Conservation Leadership Award (supported by Birdlife, CI, FFI, and WCS programme) dengan posisi sebagai project leader. Setelah lulus, ia bekerja di organisasi WWF-Indonesia sebagai GIS (Global Information System) and Forest Planning Coordinator di Kalimantan Timur, dan juga sempat bekerja part-time sebagai GIS Expert di GIZ-Germany yang berkantor di Jakarta. Saat ini Lubis meneruskan studinya di JAMES COOK UNIVERSITY di bidang Master of Development Practice yang tidak jauh dari ranah konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
Di waktu senggang, pria ini menghabiskan waktunya dengan traveling dan fotografi khususnya satwa dan pemandangan alam, dan pernah juara 3 dalam lomba fotografi di bidang biodiversity se-Indonesia pada tahun 2011.
Motto hidupnya adalah "Rimbawan, Jaya di rimba, wibawa di kota".


Indra Bayu Vimono adalah sekretaris PPIA jCU tahun 2012, lahir di Blitar, 9 Agustus 1982. Menyelesaikan kuliah Sarjana di Jurusan Biologi, FMIPA-Universitas Negeri Malang pada tahun 2005. Sempat bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat SPEKTRA untuk mendampingi program pemberdayaan masyarakat pesisir selama satu tahun, sebelum direkrut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Selama mahasiswa S-1 aktif dalam organisasi kemahasiswaan, terutama Himpunan Mahasiswa Biologi, serta aktif dalam kegiatan lapangan bersama LSM Rhizophora untuk melakukan pemetaan potensi pesisir Jawa Timur. Saat ini menempuh pendidikan Master pada bidang Marine Biology di James Cook University. Jatuh hati pada kegiatan fotografi dan kegiatan di ruang terbuka, dilakukan di sela-sela kegiatan belajar :)




Zainab Tahir adalah sekretaris PPIA JCU tahun 2013.


Jensi Sartin adalah bendahara PPIA JCU.


Herri Binarasa adalah Menteri Kesenian dan Olah Raga tahun 2012-2013.


Muhammad Erdi Lazuardi adalah Menteri Telekomunikasi dan Informasi di Cairns. Lahir pada Jumat Kliwon, 11 Maret 1977 di Kendal, Jawa Tengah. Lulus S1 dari Ilmu Kelautan – Institut Pertanian Bogor pada tahun 2000. Sejak kuliah aktif di Fisheries Diving Club – IPB sebagai ketua dan voluntary di beberapa NGO seperti Palung, Telapak Indonesia, Bahtera Nusantara, PPLH Bali dan WWF Wallacea Bioregion (Bali). Aktif di WWF Bali sebagai Reef Check Officer dan mengelola Jaringan Kerja Reef Check Indonesia (JKRI), 2002-2004, lanjut ke Conservation International Indonesia – Raja Ampat Program sebagai kordinator sains dan monitoring, 2005-2011. Pengen nyari beasiswa kuliah tapi selalu gagal, karena nilai S1 yang pas-pasan kebanyakan menyelam :o). Bersyukur di akhir 2011, Erdi berhasil mendapatkan beasiswa dari Joint Japan/World Bank Graduate Scholarship Program untuk melanjutkan kuliah di Master of Development Practice Program, JCU-Cairns campus. Penghargaan lainnya adalah grant dari The Nature Conservancy – Global Marine Initiative dan Society for Conservation Biology sebagai pembicara dalam 2nd International Marine Conservation Congress, Victoria-Canada, 2011. Hobinya dulu suka bikin puisi, tapi sejak menikah udah enggak lagi :p. Hobi lainnya: underwater photography, main gitar dan harmonika.


Welem Linggi Turupadang atau biasa dipanggil Wem, lahir di Tator, Sulawesi Selatan. Beliau adalah Menteri Telekomunikasi dan Informasi di Townsville. Menyelesaikan tingkat pendidikan sampai jenjang sarjana di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Menekuni bidang kelautan dan akuakultur sejak menjadi mahasiswa di Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Nusa Cendana, Timor. Sedang melanjutkan kuliah di School of Marine and Tropical Biology James Cook University Townsville. Saat ini masih terdaftar sebagai tenaga pengajar di lingkup Universitas Nusa Cendana. Terlibat di organisasi kemasyarakatan di Timor dan aktif memperjuangkan semangat kemandirian bagi anak muda di lingkungannya. Motto hidupnya :Expect great things from God; Perform great things for God" (William Carey, 1800AD).


Reza Wahya adalah Menteri Urusan Publikasi Jurnal dan Penelitian.


Cardial Leo Penu adalah Menteri Sosial.



© PPIA-JCU

Tuesday, May 29, 2012

Hal Penting yang Akan Diajarkan di IAP JCU

Siapa bilang IAP di uni sama seperti EAP di Indonesia? Beda loh. Di IAP kita akan diajari pengetahuan khusus untuk bisa memaksimalkan penggunaan fasilitas kampus dan untuk bisa bertahan hidup di Australia. Dalam IAP kita akan diajari dan dilatih lebih detail mengenai scientific writing, formal writing, presentasi di depan kelas, cara buat poster ilmiah, cara mendaftar (enroll) mata kuliah yang kita inginkan dan juga cek nilai akhir kita secara online, menjelaskan kegunaan LearnJCU dan cara mengaksesnya, dst.
Kita juga akan mendapat info banyak tamu penting:
  • Pihak AUSAID (ALO) menjelaskan lebih detail perihal beasiswa kita, hak dan kewajiban kita di JCU dan di Australia.
  •  Librarian menjelaskan seluk-beluk perpustakaan JCU, cara peminjaman, cara akses artikel dari berbajai jurnal ternama, cara meminta bantuan pada librarian untuk mencari buku atau artikel (bisa konsultasi online loh!).
  • Pihak  kepolisian akan datang menjelaskan masalah keamanan berkendara, peraturan berkendara seperti: sepeda, sepeda motor, mobil, masalah denda/tilang, dsb.
  • Pihak JCU counselling menjelaskan pelayanan yang mereka sediakan untuk mahasiswa, dan juga mengajari kita hal-hal yang bisa mempermudah kita untuk beradaptasi di Australia
  • Pihak OSHC menjelaskan hak dan kewajiban kita, ke mana harus berobat agar mendapat tanggungan OSHC, dsb
  • Pihak RTA (Residential Tenancy Agencies) akan menjelaskan tata cara penyewaan rumah atau kamar.
  • dan masih banyak tamu lainnya.

Saat lulus dari IAP kamu bakal tahu mendalam tentang kampus dan kota tempat kamu tinggal. Jadi, jangan bolos IAP ya!
© PPIA-JCU

Monday, May 28, 2012

2012 Factsheet - JCU-IALF Skype session in September

These are the questions and answers from the JCU ISA-IALF Bali (ADS Awardees) Skype session in September 2012:

JCU INDONESIAN STUDENT ASSOCIATION (PPIA)
I need your help for searching a temporary accommodation. Can JCU ISA help me?
Yes, we can help you. We usually contact some potential landlords or hosts so that you can contact them  by yourselves and find out more about the accommodation and the rate. Once you are here, if you like your temporary accommodation you can stay. If not, you can search for another one (by yourself) and move. But help us in helping you! Please don’t be too picky or demanding for a perfect accomodation, remember that the people who help you searching for the accommodation are students too, who are sacrificing their time for study to help you finding a temporary accommodation.
If you feel that none of the accommodations we have shown you is suitable for you, we will not let you be a homeless in Australia! :-P We will ask for the international student centre to help assigning you to an accommodation if it’s already close to your departure date. You may be given a room in a share house (which number is limited, and you cannot choose which one you would like to stay in), or in the worst case scenario, you may be given a temporary accommodation in a hostel $30/day/person, where 1 room is occupied by 2 to 4 people.
(Anita Raharjeng & Deasy Tandio, both spend a lot of time searching in a share house for new students in the internet and in the neighbourhood, and making a lot of phone calls and email to the landlords)

Does PPIA greet us (new students) at the airport?
We are going to greet you at the airport. But, only a few of us have cars, and they are the small ones. Therefore, please ask for a pick up arrangement from uni/ALO. The uni will send a van to pick you up in the airport and a PPIA member will accompany you to the listed temporary accomodation.
(Deasy Tandio, was greeted by Anita and Jimmy when she arrived in the Townsville Airport)

What services/social events does PPIA provide for the Indonesian student? Do we need to pay for joining this association?
We have some gatherings throughout the year so that the new students can meet the current students and the permanent residents and share their stories. From them, the new students can gather numerous precious knowledge about job opportunities, special stores and groceries (halal groceries, seafood groceries, Asian groceries), the location and time of service of some churches or the mosque.  Don't forget to bring a plate (it means: bring a food that you can share with the others)! Moreover, we have multiple group vacations so that the new students (and their families) can visit various interesting places. We also teach Indonesian culture in the uni and in some schools.
PPIA will provide the cutlery in every gatherings, and subsidised some expenditures in the vacations, and pay for various things. The membership fee is $10 per semester.
(Deasy Tandio, loves bringing bihun goreng ayam to the gatherings)

STUDYING IN JCU
Who do we contact on campus if we have a personal problem as an ADS student?
It depends on what kind of problem that you have. You can contact a mentor, the liason officer, the security service, or contact the uni counselling service. The information about these services are going to be given in the IAP.
(Anita Raharjeng & Deasy Tandio, both enjoy chatting with ALO and both sometimes called the security services when they have a problem with locked doors in uni)

Who can we contact if we have some difficulties with the academic writing or the study skills?
You will know this from the IAP. There are learning advisers who can help you, or you can ask for a tutor. The learning advisers are the people who are going to be the teachers in the IAP, and they are based in the library. You can go to them if you want to proofread your writings, consult about your assignments, etc. You can also contact your lecturer. They can help you if you want to discuss your assignment, or your subject module, etc.
(Deasy Tandio, never absent from the IAP)

What are the student facilities that JCU provides?
You can find the answer in the JCU website. The obvious are the library and the librarian service (they can help you to find books or articles for your assignment), multi-library book loan service, ATM (Commonwealth Bank), in campus accommodation, bus subsidy, sport centre, the counselling centre, the job finder and career centre, the international student centre, the computer centre, the IT centre (you can make an appointment to consult your laptop problem to them), the disability service, a bookshop, a canteen, multiple cafés, a multi-faith chaplaincy, the child care centres, photocopy and printers (some schools provide a free photocopy and printing service), etc.
(Anita raharjeng & Deasy Tandio, love the free lunch sessions in uni!)

Can we choose the bank that we are going to open an account in? Which bank is the best one?
No, we can't choose it. The JCU will open us an account in the Commonwealth Bank of Australia (CBA). We haven’t try the others. We all use the CBA. The monthly fee is free, we can have both the ATM card and the debit card that can be used to purchase goods online and in stores, and we can also make a long term deposit with a higher bonus rate.
(Deasy Tandio, keen on checking ebay and fishpond for discounts)

After we open the bank account, we can get an ATM card soon or should we wait for a while?
You will get the card in about a 4 days after you open the bank account, but you can draw the money from the bank by bringing your passport/student ID and your account detail.
(Anita Raharjeng, experienced in taking the new students to the bank)

What are the difficulties in completing the assignment or final thesis with regards to the funding, field work and paper writing?
There should not be any problem in funding because any activity related to studying is covered by the ADS, including fieldtrip. Thesis bundling is covered by the Graduate School or AUSAID alumni.
(Aryadi Arsyad, an ALA awardee who loves fieldtrip and attends numerous conferences all around Australia)

Typical shock culture experienced by research student in Master of Tropical and Marine Biology Faculty?
There is no typical culture shock. It all depends on the personality. For example, some people like a lot of directions from the supervisor, but some others really appreciate total independence.
(Welem Turupadang, is adored by the supervisors for his good sense of humour)

Where is the campus for Master of Information Technology-Master Business  Administration? Cairns or Townsvile? Can I choose one of them?
You cannot choose, it's In Townsville.
(Deasy Tandio, had asked ALO about this)

What is it like to take a combine degree? Is it hard to study business subjects if one doesn’t have the educational background on it?
Business subjects elaborate more on working experience. An educational background in business will be helpful, but without it one will be alright. One can ask for the lecturer’s help to understand the materials, read the prescribed books prior to the lectures, and ask for a tutor if necessary.
(Deasy Tandio, is taking MPH MBA with a background in medicine and 4 years of working experience)

DISABILITY SERVICES
Is there any kind of motor vehicle or car for people with disability?
It depends on the disability. For all kind of disabilities you can go by bus. People who have lower limb disabilities can go by bus, or a motorised wheelchair, or a mobility scooter (looks like a scooter, but with 3 or 4 wheels) which price is around $1,500.

But, if you have a driving license from Indonesia, bring it! It will allow you to drive any kind of vehicles that you are used to (a scooter or a car)
(Deasy Tandio, had consulted ALO about this)

FOOD
Which one is cheaper? The on campus food or the off campus food?
They are about the same. With $5-7 you can get a meal for lunch in campus or off campus. Bring your own food if you want the cheapest and the most suited for your taste. Drinking water is available free from the fountains located all around the campus
(Anita Raharjeng & Deasy Tandio, both loves the campus french fries)

Is there any halal food on campus and halal shop near campus?
Yes, plenty. Or you can either buy a vegetarian food or bring your own meal to make sure that it is halal. There are halal butcher stores and halal meat sold in Coles or Woolworth, but without the halal label.
(Anita Raharjeng, a moslem who enjoy buying groceries in the halal butchers)

BRINGING THE FAMILY
Things to do and or consider before bringing my family (a wife, a 3 y.o. daughter, and a 1 y.o. son)
You better go alone first so that you can prepare all things for them, such as a car, the accommodation, the entertainment for the family (TV, internet). Finding an accommodation for a family (especially with kids) is not simple. And you will need some time to getting used to study and do your assignment.
(Yulia Djabir, an ALA awardee who spent more than 2 months to find a new house suitable for her family and her budget)

The weekly expenses expected if I brought my family
Before the family arrival:
·    Expenses on health insurance and flight.
After the family arrives, the estimation is:
·    Accommodation $250-300/wk for a unit with 2 bedroom.
·    Electricity: $20-30/wk
·    Groceries $150-200/wk
·    Phone bills, internet: $20-30/wk
·    Gas (for a car): $30-40/ wk
·    Car maintenance: $600-900/6month
·    Child care: $100/wk/child
·    The scholarship will not enough, so that you should get a part time job or full time job for the spouse.
(Yulia Djabir, lives in Townsville with his husband Aryadi Arsyad and 2 kids)

Is there any “Indonesian” Child care? Which is run and managed by Indonesian or student?
No, there isn’t. But there is a child care in uni for JCU students’ children.
(Yulia Djabir, a mom of a daughter and a son)

Is it easy to find a part time job or full-time job for our spouse?
There are a lot of opportunity to work full-time or part-time. You can look up for vacancies on line, or ask some malls information desk for the vacancy in the stores.
(Anita Raharjeng & Deasy Tandio, both have a casual job as a babysitter)
© PPIA-JCU

Sunday, May 27, 2012

Tiba di Townsville/Cairns...Selanjutnya Bagaimana?

Terutama untuk pemegang beasiswa AUSAID:

Malam Pertama
Tiba di Townsville/Cairns, Anda gak perlu panik! PPIA JCU akan menyambut Anda di airport.
Anda akan diantar ke temporary accomodation. Gak usah bingung mengenai makan pada hari pertama, kami (PPIA JCU) akan menyiapkan makanan ala kadarnya untuk malam pertama dan sarapan keesokan harinya.

Besoknya

  • Menemui ALO

Kalau hari ini adalah hari kerja, kami akan mengantar Anda ke James Cook University untuk menemui ALO.  Jangan lupa bawa paspor! Di sini Anda akan dibantu membuat student account di website JCU, mendapat goodie bag isi brosur berisi info untuk international student, juga petunjuk untuk mengurus rekening bank. Hari ini juga Anda akan kami antar ke bank yang ditunjuk oleh ALO.

  • Bank

Di bank Anda akan dibantu melengkapi data untuk rekening Anda, diberitahu cara akses rekening secara online, dan membuat kartu ATM (Anda bisa minta dibuatkan kartu ATM yang bisa sekalian dipakai belanja online). Segera saat rekening dibuka, Anda akan memperoleh establishment allowance yang bisa segera ditarik dari teller (harus menunjukkan paspor). Kartu ATM biasanya akan jadi dalam waktu seminggu (dikirim via pos, untuk mengaktifkannya Anda perlu membawanya ke bank dan minta aktivasi).

  • Belanja Kebutuhan Pokok

Menggunakan establishment allowance, Anda akan kami ajak berbelanja bahan makanan ke supermarket, juga berkeliling mencari kebutuhan lain yang Anda rasa perlu (gak usah sungkan, tinggal bilang). Kebutuhan lainnya misalnya: sepeda, pakaian, dsb.

Welcoming Party
PPIA JCU akan mengadakan welcome party untuk Anda supaya Anda bisa berkenalan dengan student lain dan PR.
Tenang aja...di Townsville/Cairns Anda gak akan kesepian!
© PPIA-JCU

Thursday, May 24, 2012

Menyiapkan Mobile Phone dan SIM Card dari Indonesia

Sebelum keberangkatan, siapkan simcard Anda (Simpati, Mentari) untuk bisa roaming supaya bisa tetap aktif saat sampai di Australia. Caranya mudah, tinggal datang ke pusat layanan operator yang Anda pakai (untuk pemakai Simpati, berarti harus ke GRAPARI), dan minta supaya simcard Anda disetting untuk bisa dipakai di Australia.
Kalau tidak disetting seperti itu, sewaktu sampai di Australia bisa-bisa simcard Anda tidak bisa beroperasi (gak bisa menghubungi orang dan gak bisa dihubungi via sms maupun telepon)

Memilih Operator HP di Australia
Simak artikel Nelpon ke Indo Murahnya Pakai Apa? dan Ganti Operator HP, Gak Perlu Ganti Nomor.

© PPIA-JCU

Wednesday, May 23, 2012

Dapat JCU Online Student ID, Bisa Urus Student Card

TIPS Untuk AUSAID Sponsored Students

Waktu ketemu ALO pertama kali, kamu akan didaftarkan sebagai JCU student secara online. Nanti beliau akan memasukkan data kita secara online, minta kita typing password (minimal 8 karakter, kalau bisa mengandung kombinasi huruf dan angka). Langsung deh kita dapat student ID kita! (Jangan lupa dicatat ya... biasanya student ID dimulai dengan JC diikuti dengan 6 digit nomor) Kita juga dapat alamat email (biasanya bentuknya kayak gini: namadepan.namakeluarga@my.jcu.edu.au)

Student ID dan password ini bisa kita pakai untuk:

  • log in ke komputer manapun yang tersedia di penjuru kampus (jangan lupa log out sesudah selesai)
  • mengakses artikel dari segudang jurnal online yang disediakan oleh kampus dari komputer di rumah
  • mengakses LearnJCU, tempat ditaruhnya pengumuman dan bahan kuliah kalau kita sudah daftar mata kuliah (nanti diajari pemakaiannya di IAP)
  • password untuk student ID = password untuk email JCU yang kita dapatkan.
  • mengakses eStudent

Sebaiknya sebelum berangkat kita sudah tahu mata kuliah apa aja yang ingin kita ambil. Kalau masih belum yakin, di kampus kita bisa tanya ke academic advisor yang berkantor di school masing-masing (jangan keliru dengan learning advisor yang kantornya di library yah...beda soalnya). Siapa academic advisor kita? ALO akan kasi tahu kita siapa academic advisor kita, di mana kantornya, dan juga nomor telpon dan email yang bisa kita hubungi. Mereka adalah orang-orang yang sangat care dengan kita, cepat tanggap membalas pertanyaan kita, dan dapat ditemui untuk konsultasi mengenai mata kuliah yang perlu kita ambil, juga membantu kita mendaftar mata kuliah (di JCU mata kuliah = subject) kalau kita kesulitan mendaftarkannya sendiri secara online.

Nah, eStudent adalah tempat dimana kita bisa mendaftar mata kuliah secara online. Kalau sudah tau minimal 1 mata kuliah yang akan diambil di semester awal, kita bisa langsung daftar untuk mata kuliah itu. Ini penting, soalnya kalau kita belum daftar minimal 1 subject, kita gak bisa bikin Student Card. Padahal untuk dapet diskon 50% saat naik bus kita harus menunjukkan student card. Jadi...daftar aja 1 subject, ngasal juga gak apa2, toh habis buat student card kalo gak jadi ngambil subject itu, subject itu masih bisa dibatalkan.

Kalo ada kesulitan jangan sungkan-sungkan tanya orang di sekitarmu ya, misalnya temen dari PPIA JCu, atau ke petugas di international student centre dan ALO.
(Kontributor: DAT)
© PPIA-JCU 2012

Tuesday, May 22, 2012

Ganti Operator HP, Gak Perlu Ganti Nomor

Pertama saya datang ke Australia, saya membeli simcard Optus. Simcard ini saya masukkan ke telpon Nokia yang saya bawa dari Indonesia. Saya aktivasi simcard saya via telepon (pinjam mobile phone Mbak Anita, tapi sebenarnya aktivasi bisa juga dilakukan secara online), dan saya mendapat nomor 043abcdefgh. Nomor saya itu pun saya daftarkan ke International Student Centre supaya Liaison officer mudah menghubungi saya, dan saya daftarkan pula ke bank (untuk dipakai transaksi online), juga saya sebarkan ke teman-teman saya.

Setelah dipakai selama 1 bulan, saya memutuskan untuk beralih ke Vodafone. Alasannya karena saya perlu ber-BBM ria dengan suami di Indonesia untuk menekan biaya komunikasi. Saya pun membeli HP Blackberry di website Vodafone dengan kontrak 2 tahun senilai $39/bulan (saya cuma bayar $29 per bulan dan dapat gratis 3 bulan pertama karena ada promo potongan harga $10/bulan dan gratisan beberapa bulan awal kalau belinya online). Ini artinya HP saya dapatkan gratis, dan tiap bulan saya cuma perlu membayar untuk pemakaian pulsa saja! Setelah memesan online, Blackberry dan simcard sampai di rumah sekitar 2 minggu kemudian. 

Nah karena nomor hp 043abcdefgh sudah tersiar luas, repot kan kalau tiba2 ganti nomor?

Untungnya, di Australia, kalau kita ganti simcard, kita gak perlu ganti nomor. Caranya gampang!
  1. Langkah pertama yang paling penting: jangan aktivasi simcard yang baru. Hubungi dulu operator simcard yang baru (dalam hal ini: Vodafone) memakai telpon lain (saya pakai simcard cadangan yang saat itu saya miliki: Lebara). Minta untuk mengaktivasi simcard kita yang baru itu dengan nomor yang sudah kita miliki sebelumnya. Pada kasus ini, saya telpon operator Vodafone, dan bilang kalau saya mau aktivasi simcard Vodafone saya dengan nomor 043abcdefgh. Kalau dalam bahasa Inggris, saya bilang “I want to transfer my old number to my new vodafone simcard. My old number is 043abcdefgh
  2. Operator akan mengurusnya, minta macam-macam seperti batch number simcard yang baru, dst. Lalu kita tinggal tunggu. Ikuti petunjuk yang diberikan operator sebelum pembicaraan diakhiri.
  3. Inilah beberapa pesan operator sebelum percakapan diakhiri:
    1. Biasanya akan makan waktu beberapa jam sebelum perpindahan nomor berhasil.
    2. Saat proses pemindahan, kedua simcard harus dalam keadaan non aktif!
  4. Cek simcard lama sesuai petuntuk operator (saya diberitahu operator untuk tunggu 2 jam sebelum mencek apakah simcard Optus saya masih aktif). Kalau simcard lama sudah nonaktif (tidak dapat sinyal, tidak bisa dipakai menelpon), berarti perpindahan sudah berhasil.
  5. Aktifkan simcard baru. (Akhirnya Vodafone saya menyala dengan nomor 043abcdefgh)
Selamat mencoba!
Kontributor: Deasy Ayuningtyas Tandio
© PPIA-JCU