Friday, October 17, 2008

Hasan datang lagi

Agaknya Refectory kampus JCU sudah menjadi milik orang Indonesia. Gampang saja kalo mau menyelenggarakan acara sejauh kantin itu tidak tutup. Pemiliknya juga tak mempedulikannya (wong pemiliknya tinggal di dapur terus). Siang itu juga demikian. Dari berbagai penjuru kampus berdatanganlah students Indonesia dengan bawaan masing-masing. Seperti di komando, dalam sekejap salah satu meja di refractory siang itu dipenuhi dengan beragam makanan. Anehnya, persentasi makanan dari refractory tak berbanding baik dengan makanan yang dibawa. Banyak makanan dan minuman dari luar. Tapi, sekali lagi, selama pemilik kantin tetap tinggal di dapur, no problem!

Hari itu, Pak Hasan muncul di antara students yang baru berkarat berbaur dengan yang benar-benar tinggal karatnya saja. Hari itu adalah penyambutan bagi dirinya, tradisi yang sudah turun temurun. Tradisi tetap sama sejak dulu walaupun orangnya berbeda. Tapi agaknya makanan juga tetap sama sejak dulu ;).

Setelah bersapa ria meriuhkan kantin. Akhirnya para punggawa Indonesia di James Cook University pun pulang. Tapi, seperti yang sudah-sudah, walaupun datangnya tak berbarengan tapi saat pulang merekapun tetap aja bergerombol.... ck ck ck...masih saja ada gosip yang tersisa!

© PPIA-JCU

Thursday, October 16, 2008

JCU Vice Chancellor's Chaplaincy Morning Tea



L-R : Gustaf, Eghy, Icha, Prof Sandra Harding, Dian, a Cambodian friend


Multifaith Chaplaincy in JCU Campus facilitates faith, religion and culture life in campus. Religious activities including discussion group can be conducted in the Multifaith Chaplaincy Building. Every semester Multifaith Chaplaincy attracts campus community with 'Food and Faith Festival' where the beauty of diversity in faith, religion and culture (including traditional foods) is presented. It is no doubt that Multifaith Chaplaincy supported by the Support and Welfare as well as International Officer JCU Student Association has played an important role in maintaining respect to diversity in campus; especially International students would benefit from this environment.

"Morning has broken.." a beautiful song by Putu Liza in her lovely-white Indonesian kebaya (gitarist Eghy) from Indonesian Student Association had painted the morning on 15 October 2008 in Chaplaincy Morning Tea becoming truly broken since Prof Sandra Harding - Vice Chancellor James Cook University walked along the corridor of Multifaith Chaplaincy building accompanied by Arun George International Officer JCU Student Association heading to the Morning Tea room. In this room with full of worlwide colourful flag decoration Sandra was welcomed by the flower bucket presentation by Dian Latifah in her Indonesian batik outfits (Indonesian Student Association) and a sweet chocolate package by Laetitia (Women Officer of JCU Student Association). Sandra spoke her welcoming words revealing her first impression in being invited for a morning tea. She also addressed her supporting and compliment words on Multifaith Chaplaincy activities at JCU. Then Sandra greeted almost all the Chaplaincy people and had a bit chat.

In the middle of this occasion, Wayne Crockford, the Chaplain, also gave his speech. It was an interesting speech when he appreciated Indonesian Student Association for its valuable supports for quite a long time in Multifaith Chaplaincy activities while appointed the Indonesian flag above his head "Dian made this flag last night special for this occasion as she and Parjiono realized there was no Indonesian flag". This morning tea was completed by a peace song 'Our hearts beat for world peace' written by Maya Safira Muchtar and friends-interfaith meditation center Bali (Anand Ashram Foundation) performed by Icha and Eghy followed by the Indian traditional song and music performance. Several photographs with Sandra were also taken outdoor reflecting our very nice morning.. thanks to Prof Sandra Harding..

reported by: Dian Latifah; photos by: Gustaf Mamangkey (more photos at our Photo Album)

notes:

thanks to Dian, Thesy Gustaf Mamangkey and Parjiono for the foods.
thanks to Peter Hanley for his special Indonesian song concert: 'Mimpi Sedih' and 'Sudah Kukatakan'
.


© PPIA-JCU

Wednesday, August 13, 2008

Selamat datang Firdaus dan Reni



Bulan ini keluarga besar PPIA JCU bertambah lagi pasukannya. Agung Firdaus (Ayo yang mana orangnya...?) datang dari Departemen Kelautan dan Perikanan akan studi PhD. Firdaus akan melakukan penelitian dengan topik "Coastal disaster management". Setelah melewati rintangan birokrasi di kantor, yang hampir membuat gagal keberangkatan, akhirnya beliau mendarat di Townsville. Sama seperti Gustaf, Firdaus menyelesaikan Master-nya di Aarhus Uni, Denmark. Mereka ini sudah termasuk global nomaden yang mengumpulkan carikan kertas kebijaksanaan dari ujung utara sampai ke selatan Bunda Bumi.

Satu lagi, Reni (tahu dong orangnya...?) bergabung dengan keluarga besar PPIA setelah diboyong Toni dari Bengkulu,...or Manado? Bulan madu nih? Kayaknya bukan, tapi tahun madu katanya.

Semoga semuanya betah di tropical north Queensland ini.

© PPIA-JCU

Saturday, August 02, 2008

Johanna Kodoatie bagi-bagi ilmu



PPI JCU kembali menggelar acara forum diskusi ilmiah yang juga dihadiri masyarakat Indonesia di Townsville. Tepat 1 hari menjelang kepulangannya, alumni PPI JCU mantan Presiden PPI JCU 2005 Johanna Maria Kodoatie menyempatkan diri untuk berbagi waktu dan ilmu memberi seminar mengenai "Efektivitas dan efisiensi distribusi minyak tanah bersubsidi" dan "Kajian instrumen kebijakan fiskal dalam rangka mengatasi climate change". Menarik dan mengundang ide serta diskusi diantara para peserta seminar. Keduanya merupakan penelitian kerjasama antara FE UNDIP bekerjasama dengan Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan RI. Well done Johanna ..!!

Selamat jalan Mba Jo, have a safe trip to Indonesia.
Terima kasih atas kontribusi yang telah di berikan selama waktumu disini ditengah kesibukan.
Kami akan merindukan suara merdu mu, Mba.
Sukses !!

Photo: Dian

© PPIA-JCU

Saturday, July 05, 2008

Indonesian Festival 2008




Indonesian Student Association of James Cook University - PPIA JCU and The Embassy of The Republic of Indonesia, Canberra proudly present IndoFest 2008, the annual event of the North Queensland Indonesian Festival. This is the celebration of the 63th Indonesian Independence Day. We are Promoting Tropical Indonesia in Tropical North Queensland by addressing the challenge of cultural diversity through the multitude of material and immaterial attributes of arts and culture as well as ecotourism potency of Indonesian nature. For more info about IndoFest 2008 please visit our website: http://indofest-northqueensland.blogspot.com/.




The Committee
Chairperson: Maulita Sari Hani
Secretary: Zainul Hidayah
Treasurer : Annie Daryani
Events : Etha Eldridge (Coordinator), Vina Birbeck,
Johanna Kodoatie, Nurhayati Oakley
Community Affairs: Dian Latifah
Catering: Aji Harlawati (Coordinator), Yuli Santoso,
Yanti Thoha, Fera Pattinasarany
Operational Manager: Lintang Adi Pradana
General Affair: Ardi Widiyanto, M. Lukman,
Yusuf Martyastiadi, Erwin Imam Santoso
Publication / Stage Manager:Gustaf Mamangkey
Transportation :Yansen Thoha, Warni Foster
Documentation :Daniel Stassen (Coordinator), Joshua Mark



Acknowledgment
It is a pleasure to thank a number of institutions who made this event possible. We are deeply sincere gratitude to The Embassy of the Republic of Indonesia in Canberra that has been supporting us for these current years by giving encouraging inspiration and grants for the event improvements. We also want to express our sincere thanks the Townsville City Council for giving us permission to commence this event, supported us with grant, and offered suggestions with regards to the event program developments. We wish to thank the other sponsors as well include James Cook University International Student Centre (JCU ISA), James Cook University Student Association (JCU SA), The Consulate General of the Republic of Indonesia in Sydney, The Australian Army, 4TO FM, Miss Sushi, and The Indonesian Community North Queensland for the grant support. We would like to give warm thank to LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), DKP (Departemen Kelautan dan Perikanan) Raja Ampat, PPIA (Persatuan Pelajar Indonesia Australia) Pusat - Canberra, and Riverway for the contributions made to the Indonesian Festival 2008. In addition, we also want to give our sincere gratitude to the guest performers: Alex Salvador from The Rhythm Connection, Stephanie and Lily from The Ngulumburu Boonyah, and Celli from The Filipino- Australian Affiliation of NQ, Inc. (FAANQ) for the outstanding performances in IndoFest 2008 adding more color to our event. Without the sponsors, partners, guest performers and the team work of committee, it would not be possible to achieve the success of Indonesian Festival 2008.

Warm greetings between the two nations Indonesia-Australia is reflected in the friendship remarks addressed by Cr Dale Last (Councillor of Townsville City Council) and Mr Edy Wardoyo
(Acting of Consulate General / Consul for Consular Affairs). Other representatives of The Indonesian General Consulate - Sydney are Mr Johhny Anwar Radjadin (Consul for Immigration Affairs) and Mr Fery Iswandy (Vice Consul for Protocol and Consular Affairs).

Photos:
http://ppiajcu.multiply.com/photos/album/34/Album_28_Indonesian_Festival_2008
http://www.flickr.com/photos/soundo_obuzz/
Photo courtesy: Yusuf 'G-peng' Martiyastiadi, Joshua Mark, Dian Latifah, M. Lukman

© PPIA-JCU

Wednesday, May 07, 2008

Myanmar, tetangga kita...

Sepertinya bencana tak pernah putus. Kali ini dia meluluhlantakkan sebagian Delta Irrawaddy di Myanmar dan Cyclone Nargis adalah biangnya. Amarah alam karena mungkin ada sesuatu yang tak beres. Mungkin tak banyak dari kita yang bertemu rekan warga Myanmar di James Cook University, namun duka mereka adalah duka kita, duka bangsa serumpun, duka umat manusia.

Duka Myanmar, duka PPIA JCU juga!

Mari kita mengumpulkan donasi sekecil apapun itu sehingga mereka bisa membagi senyum, kelak.

© PPIA-JCU

Friday, May 02, 2008

video conference with SENO JOKO SUYONO (TEMPO journalist)

Indonesian students with AusAID Liaison Officer Alex Salvador and Dian behind the camera

Mas Seno di layar video conference


Hari ini, mewarnai Hari Pendidikan Nasional, kami mendapat kesempatan melakukan video conference dengan wartawan senior media tempo, mas SENO JOKO SUYONO. Dalam rangka kunjungannya ke australia, beliau menyempatkan diri berbincang-bincang & silaturahmi dan berdiskusi mengenai studi kami di JCU. Selebihnya, kami berdiskusi juga mengenai ketertarikan mas SENO tentang seni dan budaya Aborigin di Queensland.

Hadir ditengah keramaian conferensi, LO AusAid: Alex Salvador, Presiden PPIA: Agaphery Pattinasarany, beserta kedua mentrinya Zainul Hidayah dan Maulita Sari Hani serta turut diramaikan oleh para penasehat spiritual PPIA Dian Latifah, Gustaf Mamangkey, dan Desniwaty Karo-Karo :-).

Acara diakhiri dengan ramah tamah secangkir hot coffee, capucino dan chocolate di rococo cafe yang disponsori oleh Alex Salvador.

dilaporkan oleh: Maulita Sari Hani Photo: Dian Latifah Videos available (contact PPI JCU)


© PPIA-JCU

Sunday, April 20, 2008

Happy Birthday Presiden Baru 'Bung Eghy' plus Lintang-Mitha

Bila..
Bila Presidennya yang berultah..
dan kebetulan di awal kepengurusannya.. maka sekaliguslah membentuk jajaran kementerian selain Bendahara Annie Daryani dan Sekretaris Zainul Hidayah dan Antonius Ola, sbb:

Menteri Olahraga: Lintang Adi Pradana
Menteri Penerangan (Publikasi dan Informasi): Puji Prihatinningsih
Menteri Seni dan Budaya: Maulita Sari Hani
Menteri Urusan Umum dan Sosial: Yansen

Selamat..!!

Bila..
Bila Presiden PPI JCU yang berultah..
ternyata meriah sekali karena Mitha dan Lintang juga berultah 2 hari lalu
Eghy, Mitha dan Lintang pun masing2 memberikan sekapur sirih apa yang telah dicapai, target dan resolusi.

Bila..
Bila yang berultah 3 orang..
seru makanannya: pizza 2 lantai (ground floor ama top floor), rujak Mitha-Puji-Thessy (soalnya Mitha ngidam heheh..), martabak telor - Dian.

Happy Birthday Eghy, Lintang, Mitha..!!!
Zainul pun turut bahagia lantaran bisa menyanyikan lengkap 'Aku Kau dan Bekas Pacarmu' - Iwan Fals secara lengkap.. tak lagi berakhir dengan.. "tabir gelap.."

© PPIA-JCU

Saturday, April 19, 2008

Happy Birthday Lintang and Mitha

Diawali acara 'T-a-l-k Show' by Zainul, semalam birthday concert for Mitha (rencana awal untuk Lintang juga yang berultah di tanggal yang sama). Mitha yang tengah berbadan dua pun turut bernyanyi. Beberapa rekan tampil 'solo' seperti Gustaf dengan andalan Iwan Falsnya, Zainul dengan andalan 'serr' 'ach-ach' dan goyangnya serta Thesy dengan peragaan 'Atiek CB" lengkap dengan kacamata hitamnya. Concert lagu daerah pun kami jalani (ada Lita, Desni dan Dian), eittt jangan lupa gitaris kami masih Eghy, dari halaman 1 sampai terakhir (alias yang gak tahu di lewat saja). Penganan ultah jelas langsung ludes karena terpakai energy tuk tarik-tarik urat leher; ada pisang goreng Mba Yanti yansen, nasi goreng, fish n chips, kalamari, chocolate cake by Lita, sayur sop dan nasi dari tuan rumah, serta martabak telor by Dian. Mita pun menyisihkan pisang-pisang goreng buat bayi di rahimnya tapi kami gak tahu.. jadi di akhir acara Mitha pun sibuk mencari-cari pisang goreng mirip Dewi Nawangwulan mencari-cari selendang yang di curi Jaka Tarub..

Happy Birthday Mitha..
Happy Birthday Lintang.. (merayakannya dengan nyemplung di kolam Riverway bersama Zen)

© PPIA-JCU

Thursday, April 17, 2008

Indonesiaku di perhelatan Food n Faith Festival JCU 2008

penyanyi PPI JCU: Dian-Icha-Eghy-Mitha (tampil dalam sesi pertama)

Dian dengan tari piringnya

Anak bangsa yang tengah berada lama di bumi negeri lain terkadang terdorong tuk meningkatkan ke-Indonesia-an nya. Rasa patriotik menguat, rasa cinta tanah air makin mendalam bahkan sering identitas keragaman Instansi atau tempat kerja makin menonjol. Menariknya hal ini sering muncul dalam hal-hal yang sederhana saja. Menilik semalam latihan sebelum perhelatan, grup musik PPI JCU berdebat memilih lagu. Indahnya persaudaraan anak bangsa dari Sabang sampai Merauke ini menjadi sebuah challenge yang menarik. Dian yang berasal dari Cirebon namun sepanjang waktu kehidupan studi dan kerjanya di tatar Sunda, harus memperjuangkan lagu "Manuk Dadali" masuk ke dalam list lagu2 yang dinyanyikan. Awalnya sih cukup beralasan memilih lagu ini karena memiliki makna "Bhinneka Tunggal Ika" penjelmaan Burung Garuda nan gagah lambang negara sebagai "Manuk Dadali" serta yang penting ada kata "Indonesia" plus tone/nadanya paling tinggi di antara lagu2 lain sehingga cukup mungkin untuk membahanakan "Indonesia" ah sudahlah.. saya tak berkomentar panjang lagi karena sudah cukup banyak celoteh kocak seputar lagu ini semalam:

-- ya ampun masih mending lagu bahasa Inggris dah daripada lagu Sunda ini..
-- duh mesti belajar vokalisasi dulu nih.. apa nih "aa--iiii'---uuu--euuuu-eeee" (gubrak..!!)
-- asyiknya ya lagu Indonesia Timur terutama Ambon yang bahasa nya sudah cukup Indonesia
-- harus menghapal seminggu dulu nih.
-- Dian.. nyanyi sana ama Teh Farida ama Akang Memed atuh..
-- Eghy sih enak cuma main gitar.. lah kita yang mangap-mangap nyanyi belibet neh lidah..
-- kesimpulannya: nggaaaaaak maaaaaaaauuu lagu mu Diaaaaaaaaaannn..

akhirnya kethok palu pun diambil: Eghy menggitar, dan hanya Icha dan Dian aja yang banyanyi mengingat Putu Liza sudah cukup familiar juga dengan bahasa Sunda maklum do'i satu kuliahan satu angkatan ama Dian di IPB (Bogor West Java).

ingin tahu syairnya? :

MANUK DADALI
(we give credit to the author)

Mesat ngapung luhur jauh di awang awang
Meberkeun janjangna bangun taya karingrang
Kukuna ranggaos reujeung pamatukna ngeluk
Ngepak mega bari hiberna tarik nyuruwuk

Saha anu bisa nyusul kana tandangna
gadang jeung partentang taya bandingan nana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan ka sieun leber wawanenna

Manuk dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia jaya
Manuk dadali pang kakoncarana
Resep ngahiji rukun sakabehna

Hirup sauyunan tara pahirihiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali gadung siloka sinatria
Keur sakumna bangsa di nagara Indonesia


Perhelatan pun usai; lengkap menampilkan Indonesia, dari mulai ayam panggang Mbak Yuli-Erwin, nasi goreng Mba Yanti-Yasen (plus dekorasi khas Indonesia nya), penampilan tari piring (Dian Latifah)dan lagu daerah (Eghy gitaris, Mitha-Dian-Putu Liza) plus tari India Klasik by Putu Liza dan Duet Eghy-Icha menyanyikan'Don't Sleep Away by Daniel Sahuleka Ambon Manise.

Acara Food and Faith Festival ini diadakan tiap tahun oleh Chaplaincy JCU dan JCU Student Association. Acara ini sebagai ujud appresiasi dan upaya meningkatkan salingkepahaman antar multifaith di lingkungan kampus JCU sebagai konsekuensi memberikan lingkungan studi dan kehidupan kampus yang nyaman bagi International Students di JCU; mengingat mereka biasanya berasal dari berbagai negara dengan fondasi faith and culture yang kuat. Di perhelatan ini appresiasi dan upaya understanding antar Faith tersebut dikemas dalam ujud perhelatan yang menyajikan aneka ragam food dan culture sebagai atraction.

Berkeinginan mengusung satu lagu bahasa Inggris dan kebetulan penyanyinya Daniel Sahuleka (Ambon manise Indonesian) berdentinglah gitar mengalunkan lagu.. "Don't Sleep Away" .. 'problemnya adalah..' (Gustaf, 2007).. Gustaf pun did not sleep away yet waiting her wife at Wandella enjoying the song but merepotkan Gustaf berburu syair lagu ini sekaligus menelponkannya pada Putu Liza.. "aduh.. kalimat nya romantis gini tak dibacakannya dengan romantis oleh Gustaf.." (Putu Liza, 2008).

dilaporkan oleh: Dian Latifah

© PPIA-JCU

Friday, April 11, 2008

Meeting kecil di Rococo JCU: Promo JCU

The meeting was on Wednesday 9 March 2008. We're invited by Lisa Cowan (Associate Director International Meeting JCU: International and Development) and Alex Salvador (AusAID Liaison Officer who will represent JCU to undertake a Road Show in 5 big cities in Indonesia: Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Semarang-Denpasar) to talk about promoting JCU in Indonesia.

Here is some of Lisa's impression:
http://jcuvicechancellor.blogspot.com/2008/01/beginning.html

Wed, 09 Apr 2008 21:18:14 +1000 1 of 1


This is great.

It was really nice to meet all of you today to discuss your personal
experiences at JCU and how you feel we can attract more Indonesian
students to study in Townsville and Cairns.

I look forward to working with you in future and please let myself or
Alex know if there is anything we can do in future to help support you.


Best regards,

Lisa

© PPIA-JCU

Saturday, April 05, 2008

Fun Day at Arcadia Bay Maggie Island

Ide awal fun day ini adalah mempererat persaudaraan di antara anggota PPI JCU dan mengambil moment yang bertepatan dengan 'estafet' kepengurusan lama (Dian) kepada yang baru (Egy). Sehingga dapat pula dikatakan melepas lelah bagi kepengurusan lama untuk memperoleh kesegaran kembali dalam perjalanan PPI JCU berikutnya. Meski tak semua hadir karena assignment dan komitmen lain, namun acara ini tak kehilangan 'gereget' karena tetap ramai mengingat diikuti anggota keluarga serta satu dua simpatisan/partisipan dari residen. Tak kehilangan 'gereget' karena Bung G (Gustaf) yang berupaya keras meng-organise games sebagai upaya 'mediasi' mempererat tali persaudaraan. Tak kehilangan 'gereget' karena dihadiri Tante Nel 'penghuni' Maggie Island dengan promosi 'restoran Indonesia dan Friday Night Marketnya' beserta keluarga. Tak kehilangan 'gereget' karena donasi hadiah games dari Mba Arla-Brian dalam rangka syukuran restoran baru-nya juga. Banyak kata yang diulang ya.. maaf.. berikut laporan pandangan mata games-nya.

Yang menarik adalah, Juara Umum I dan Pemenang II diperoleh dari 'rebutan' tebak lagu (ketimbang 's-u-i-t' kurang mantap) pada akhir acara karena keduanya memperoleh total skor yang sama, sehingga kedua grup mengutus perwakilan Zen (Group 2) dan Lita (group 3) untuk kembali memperebutkan 1 point penentu Juara Umum.

klik pada gambar untuk memperbesar

Juara Umum I : Group 3: Luke-Lita-Hisyam-Afif-Nadine (plus Tante Nel saat Game IV dan V)
Game I Tebak Lagu meraih Juara I, well done..!! tak kalah kan dibanding para senior yang nebak lagu anak dengan lagu nasional (hiks siapa ya..)
Game II Dancing meraih Juara I karena Lita memang koreografer-nya PPI JCU
Game III Sand-Castle Building Juara II (kerjasama Lita dengan para bocah cilik anggota memberikan point berarti)
Game IV Melewati Ranjau meraih juara II saat Lita dipandu Tante Nel dengan teriakan 'langkah panjaaaaaaaaaaaaaangggg'
Game V Tebak panjang tali meraih juara III.. jemari Lita sang penari emang top.. apalagi disupport Tante Nel

klik pada gambar untuk memperbesar

Pemenang II : Group 2 : Yansen, Yanti, Fadhil, Zainul
Game I tebak lagu meraih juara II dikenang dengan kocak tebak nya Zen saat Eghy pemusik memainkan musik 'Balonku ada 5' namun dinyanyikan lantang Zen dengan 'Garuda Pancasila'
serta Yansen yang gagal menebak lagu "Halo-halo Bandung'" (Icha tak menjadi saksi sejarah lantaran late sleep last night so beliau tiduran di bench taman tak bergeming.. namun Icha menyaksikan sejarah lain Zen di tepi bentangan pantai menakjubkan Arcadia Bay). Baru kali ini Dian menyadari ternyata cuman tebak lagu yang simpel aja bisa bikin kocak saat lagu anak ditebak lagu nasional.. ah ah Zen.. Zen..
Game II Dancing Zen menyerah kalah dari Penari top Tante Nel dan Lita sehingga meraih hanya Juara III saja.
Game III Sand-Castle Building Group 2 mengesankan Dewan Juri dari proses kerja keras mengokohkan bangunan 'Stupa Candi Borobudur' sehingga menempatkan nya pada Juara III dengan hanya 1 point saja berbeda dari Juara ke II
Game IV Melewati Ranjau meraih juara I dengan perwakilan Zen peranjau dan Mba Yanti sang Komando.
Game V tebak panjang tali menempatkan grup ini di Juara I dengan penjari Mba Yanti dan penghitung Zainul.

klik pada gambar untuk memperbesar

Pemenang III: Group 2 : Mas Erwin, Mba Yuli, Hanif, Lintang (plus Tante Nel saat Games Dancing dan membangun Sand-Castle)

Game I Tebak Lagu menduduki Juara II dengan pengetahuan lagu yang mengejutkan dari Mas Erwin dan Mba Yuli

Game II Dancing mengutus perwakilan Tante Nel merebut juara II dengan goyangannya yang aduhai tak kalah dari Lita Sang Koreografer Tari.
Game III Sand-Castle Building mengukuhkan Group ini melenggang dengan juara I atas keberhasilan menghadirkan 'Candi Borobudur' di Magnetic Island dengan bentuk utuh 'Zoomed out' dan stupa yang 'zoomed in' sehingga tampak mirip dan menghadirkan spirit suasana serta nuansa Candi Borobudur di tanah air di Magnetic Island.
Game IV melewati Ranjau menempatkan Group ini di tempat ke-3 saat Lintang akhirnya menyadari nasibnya menjadi penginjak-injak ranjau (sakti kali kau ini Lintang..!!)
Game V menebak ukuran tali meraih gelar juara II dengan Lintang sang penghitung dan Mba
Yuli penjengkal-jengkal tali.

Selamat buat sang juara.. semoga kita semuanya menjadi sang juara-juara hati juga.. aamiin..

Terimakasih atas kerja keras Panitia dan Juri (mohon maaf atas keterbatasan dan kekurangan) sejak hari-hari sebelumnya saat persiapan dan hari-H.


klik pada gambar untuk memperbesar

terimakasih atas teman-teman yang sudah meluangkan waktu untuk berpartisipasi meski di tengah kesibukan.

Terimakasih Tante Nel and Family atas your generousity dan rendang lezatnya sehingga kami feeling Townsville di Maggie Island (aduh jangan mulai membandingkan Townsville dan Maggie Island yang 'kaya' masakan Indonesia yaaa)
tante Nel dan Via

Terimakasih Mba Arla-Brian atas sponsor hadiahnya serta Dian, Thesy dan Nadine yang udah belanja hadiah dan menyiapkannya

klik pada gambar untuk memperbesar

Terimakasih Mba Yuli-Erwin atas masakan utamanya serta Mba Yanti-Yansen atas sambal dan masakannya.. Zen, Tony dan Thesy Gustaf atas sumbangan nasinya serta Putu Liza dengan curry pie nya.

klik pada gambar untuk memperbesar

Penggagas dan perancang games: Gustaf
Tim Juri : Dian, Gustaf, Eghy, Icha, Mr John
Pemetik gitar: Mas Erwin dan Eghy (Erdy.. you are still truly wanted..!)
Sampai Jumpa di Fun Day berikutnya.. !!

more photos


dilaporkan oleh : Dian Latifah.. yang tak tahan menuliskan berita dan ceritanya di blog ini terkesan atas kerja keras dan partisipasi dengan hati dari rekan-rekan


photo courtesy: lita

© PPIA-JCU

Thursday, March 20, 2008

Presiden baru terpilih Bung Egy di arena Harmony Day

Bung Egy sang Presiden terpilih bergambar dengan Dian (mantan Presiden) dan Icha (Pimpinan tertinggi AGM sekaligus Ketua Presidium); terimakasih untuk rekan-rekan PPIA JCU atas support dan dukungannya sehingga Harmony Day menjadi our Harmony

Stand Indonesia, mantan Presiden Dian dan mantan Sektretaris Lita memberikan 'tanda mata' masakan nasi goreng dan ayam kecap kepada Presiden baru Bung Egy


penari Lita-Ani, para penonton beberapa kali terpukau dengan aksi atraksi mereka

Meski wajah beberapa orang tampak lelah karena ada 2 peristiwa besar di satu hari yang sama tapi we all embraced Harmony Day, 20 Maret 2008, yang diselenggarakan JCU SA. Apalagi di ajang ini Presiden PPIA JCU yang baru saja terpilih, Agapery Pattinasarany akrab dipanggil 'Bung' Egy, turut hadir memberi support. Yang unik Presiden baru nggak kebagian nasi goreng bikinan mantan Presiden karena terlambat mengantri.

More photos

dilaporkan oleh: Dian

© PPIA-JCU

Saturday, March 15, 2008

dari arena AGM

suasana yang hangat.. enjoy our photos..

© PPIA-JCU

Ucapan terimakasih dan maaf dari mantan Ketua PPIA JCU 15 bulan: Dian Latifah

Rekan-rekan PPIA JCU terkasih.. akhirnya masa kerja kepengurusan PPIA JCU yang saya (Dian Latifah) nakhodai selama 15 bulan dimulai dari 14 Desember 2006 berakhir pada Annual Gathering Meeting 14 Maret 2008. Selamat atas terpilihnya Rekan Sdr Yansen sebagai Presiden PPIA JCU yang baru beserta jajaran baru kepengurusannya yang akan segera dibentuk. Selamat berkarya nyata yang lebih baik dari kepengurusan terdahulu.

Maaf adalah kata pertama yang harus saya sampaikan. Maaf untuk kesalahan dan kekurangan di masa pembelajaran berorganisasi, pembelajaran saling menghargai, pembelajaran saling menghormati, pembelajaran menghargai perbedaan, pembelajaran kebebasan berkarya dan saling mengisi dari keterbatasan daya dan resources yang kita miliki untuk mencapai prestasi kerja, serta maaf untuk kesalahan di masa pembelajaran meminta maaf dan menerima maaf..

Terimakasih adalah kata yang harus saya sampaikan sebagai penghargaan saya setinggi-tingginya pada semangat dan kerjasama baik pengurus dan anggota untuk kegiatan PPIA yang sering harus berbagi waktu, cinta dan perhatian dengan keluarga, studi, riset dan kerja.

Terimakasih adalah kata yang harus saya nyatakan atas apa dan bagaimana sesuatu dimulai dan dibangun. Terimakasih atas kesempatan dan pengalaman yang saya peroleh dari kepengurusan terdahulu dan para pendahulu. Keberhasilan yang dicapai di masa kini tak terlepas dari jejak dan tapak yang diletakkan dan dibangun oleh para pendahulu. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya, meski saya bukan yang terbaik yang seharusnya terpilih (Pak Parjiono dan Gustaf Mamangkey, you are the best..). Terimakasih buat Desni, Gustaf, Pak Piter Lepong, Aryadi dan Yuli yang mendukung langkah pertama kepengurusan saya, di saat banyaknya rekan PPIA yang menyelesaikan studi dan masih berada di tanah air.

Terimakasih adalah kata yang tulus saya ungkapkan atas apa dan bagaimana sesuatu dijalani. Untuk seluruh anggota dan pengurus terimakasih dan terimakasih atas kerja keras, dedikasi, dukungan, semangat dan pengorbanan untuk prestasi kerja dan karya yang telah kita capai. Prestasi kita adalah warna kita; dan warna itu adalah satu warna yang berhasil kita petik dari warna-warna pelangi di langit yang tinggi; dan warna itu adalah warna yang paling sesuai untuk kita; untuk kemampuan, waktu dan sumberdaya yang kita miliki. Terimakasih.

Terimakasih atas kekompakannya ya..!! I will miss :

(1) pernah di satu rapat, acara pertama adalah masak gorengan dan bubur kacang ijo.. kita kompak makan alias tempat rapat jadi pindah ke dapur.. pas rapat malah ngantuk hehehe.. thanks buat yang masakin.. Puji.. Farida..

(2) setiap rapat pengurus selalu seru.. coz kebanyakan perempuan, yang merasa cowok jadi pusat perhatian bahkan salah satu pria memanjangkan rambutnya.. ketambahan Lintang.. apalagi..

(3) temen2 semua dedicative.. ‘kualitas kerja’ yang utama bukan ‘visualitas’

(4) Bendahara yang bukan main passionate mengemban tugasnya.. pokoke PPIA nggak kekurangan dana deh selama ada Desni.. hihi..

Akhirnya selama 15 bulan perjalanan kita mohon kita semua saling memaafkan ya..

Terimakasih atas segala bentuk support dan perhatian kepada PPIA JCU dari PPIA Queensland dan PPI Australia.





Notes: biz pensiun dari Ketua PPIA rencana awalnya sih mo buka warung kopi dan pisang bakar JSN (Jembatan Siti Nurbaya) di 2/18 Wandella yang udah biasa jadi tempat ngumpul dan rapat PPIA alias udah ada calon pelanggan, tapi sayangnya Wandella tidak bisa dihuni lagi, ya sudah lah back to basic aja jadi ibu rumah tangga aja dah.. :)



© PPIA-JCU

It's the election day!

Today is a big day for Indonesian students at JCU. We are going to have a new president! Well, its not only that, we are going to have a new Mayor for the super city, Townsville, as well. Congratulations! But, the difference between these two race: Dian Latifah as the President of Indonesian Student Association at JCU will not be elected again but Tony Mooney and Les Tyrell would like to be re-elected.

Here are the leaders, some of them are soon to be part of the history.

© PPIA-JCU
posted by Goestaf

Saturday, March 08, 2008

Thuringowa home sweet home Thuringowa

Bagi sebagian besar pelajar Indonesia di JCU Townsville, yang kebanyakan tinggal di suburbs strategis Cranbrook-Aitkenvale, Twin Cities alias Townsville-Thuringowa begitu melekat dalam keseharian. What does Thuringowa means for most of us ? Thuringowa adalah tempat asyik, lebih nyaman dan hijau dibandingkan Townsville, Thuringowa adalah tempat hanging out bersama keluarga dan teman sebagai alternatif dari The Strand, CBD dan Stockland, tempat nonton movie yang lebih keren dan modern dibandingkan cinema-nya CBD, tempat renang yang hijau dan segar dibandingkan panasnya Rock Pool di The Strand, tempat belanja Sunday Market yang lebih besar dibandingkan Cotter Market CBD dan.. Thuringowa adalah The Magnificent Magnetic Island.. The beautiful Pallarenda beach.. dan the green-misty Paluma range and rainforests. We also have been proud to have this great place for our several annual Independence Day and Indonesia Festival celebrations.. what amazing places to enjoy and remember.. tak heran jika Mayor Les Tyrell mengatakan dalam speech farewell Thuringowa menjelang detik-detik farewell sekitar 9 pm tonight: "amalgamation to Townsville is like coming home.."
Kemudian kami disajikan slide show dalam a big screen presentation: Thuringowa past-present.
Menampilkan perbandingan wajah Thuringowa yang established sejak 1879 dengan achievement pembangunannya yang nyata dan pesat setelah menjadi kota mandiri terlepas dari Townsville pada 1 January 1986. Catatan panjang dinamika pembangunannya mencatatkan Thuringowa City menjadi 'one of the fastest growing cities in Queensland'. Hari ini, well malam ini, berdasarkan kebijakan Queensland State resmi bergabung kembali dengan Townsville.. ini lah last second moment-nya:

Rekan-rekan PPIA JCU menyempatkan diri mengucapkan terimakasih pada Mayor Cr. Les Tyrell (Ki-ka: Egy= new student, Lita=Sekretaris Internal PPIA, Cr. Les Tyrell=Mayor Thuringowa, Icha=Sekretaris Eksternal PPIA, Dian=Presiden PPIA, Desni=Bendahara PPIA, Lintang=Divisi Sport PPIA. Bagian depan: Nadine=anak tukang foto)

Duo Mayor Les Tyrell (Thuringowa City) dan Mayor Tony Mooney (Townsville City)
Arti penting Thuringowa bagi kami adalah.. merayakan Indonesia.. since this palce has been our location to celebrate Independence Day and Indonesia Festival several times.. (L-R= Annie Daryani-Lita-Icha-Annie Christiani tampil manggung di moment: Spirits of a City 'Thuringowa' celebration

farewell speech dari Mayor Les Tyrell

fireworks show tepat dari atas Stadium Tony-Ireland sehingga dinikmati langsung di atas field lokasi main stage.. wuuuiiihhh serasa tebaran dan taburan meteor tepat di atas kepala

puncak fireworks: one shot firework immediately followed by this each letters: f-a-r-e-w-e-l-l-t-h-u-r-i-n-g-o-w-a


more spirits of moments

© PPIA-JCU

ditulis oleh: Dian photos by: Dian, Gustaf, Icha

Friday, March 07, 2008

Kunjungan para pejabat Raja Ampat Papua di Townsville

Lita dan Dian berfoto bersama Bupati Raja Ampat Drs. Marcus Wanma, MSi beserta Ibu yang juga Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Ibu Salomina Sokoy, S.Kes.


Peserta Training Pengelolaan Pesisir Terpadu di Great Barrier Reef Townsville - Queensland -Australia 2-9 Maret 2008:
  1. Drs. Marcus Wanma, MSi (Bupati Raja Ampat)
  2. Ir. Abdul Rahman Wairoi (Ketua Bappeda Kab Raja Ampat)
  3. Drs. Yance Mambrasar (Ass. I Setda Kab Raja Ampat)
  4. Ir. J. Becky Rahawarin, MM (Kadis Perikanan dan Kelautan)
  5. Salomina Sokoy, S.Kes (Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan)
  6. Baba, SE (Kabag Keuangan Setda Kab Raja Ampat)
  7. Willem Mambrasar, S. Sos (Kabag Trantib Setda Kab Raja Ampat)
  8. Luther M. Binter (Kabag TU Dinas Pariwisata)
  9. Ir. Wahab Sangadji (Kabid Monev Bappeda)
  10. Yusdi N. Lamatenggo, SPi, MSi (Kabid Ustanel Diskanlut)
Pelatihan ini disponsori oleh Australian Marine Science and Technology Ltd (AMSAT). Hari ini kami melepas rombongan meninggalkan Townsville. Meski jumpa singkat saja dengan Pak Bupati dan Ibu, senyum nya penuh semangat dan harapan untuk visi Kabupaten Raja Ampat "Terwujudnya Kabupaten Raja Ampat sebagai Kabupaten Bahari yang didukung oleh Potensi Sumberdaya Perikanan, Kelautan dan Pariwisata menuju masyarakat yang madani dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka sektor unggulan yang menjadi roda penggerak perekonomian daerah adalah sektor Perikanan dan Kelautan serta sektor Pariwisata."

Untuk refresh, Lita pernah melakukan penelitian di Raja Ampat untuk Master study nya "Critical Assessment of ecotourism development in Raja Ampat" selama sebulan, dan ia baru saja kembali akhir Februari lalu.

more photos



© PPIA-JCU

Friday, February 29, 2008

Menguak Pandora Pengetahuan Coral di Museum Tropical Queensland dan Sekelumit Cerita di Townsville

suasana training di Museum Tropical Queensland - Townsville

* Science and Monitoring Coordinator - Conservation International Indonesia - Raja Ampat Program, Office: Jl. Arfak 45 Sorong 98413 Papua Indonesia, Ph +62 951331428 fax +62 651331786 email : mlazuardi@conservation.org

Erdi in Wayag Raja Ampat-Papua Indonesia (photo courtesy: AGD Hutabarat)

Dua tahun lalu, pada bulan Februari dan Mei 2006, Conservation International (CI) – Indonesia, bekerja sama dengan Departemen Kehutanan dan Departemen kelautan dan Perikanan serta LIPI, melakukan survey kelautan di Teluk Cendrawasih dan Fak-fak – Kaimana yang dalam istilah para ahli kelautan termasuk ke dalam kawasan Bentang Laut Kepala Burung Papua (Bird’s Head Seascape). Kawasan ini juga biasa disebut sebagai jantung segitiga karang dunia (the heart of the world’s coral traingle), dimana 75 % species karang keras*) yang ada di dunia terdapat di kawasan ini. Segitiga karang dunia merupakan kawasan yang terbentang antara Indonesia, Malaysia, Philippina, Australia dan Papua Nugini serta pulau-pulau di barat Pasifik. Survey ini meliputi pendataan jenis-jenis karang keras, jenis-jenis ikan karang dan sosial ekonomi masyarakat.
Saya merasa senang diberi kesempatan ikut serta dalam kegiatan ini. Disamping pengalaman serunya menyelam di tempat yang belum pernah diselami sebelumnya, juga karena kegiatan ini melibatkan para saintis ternama dalam bidangnya yaitu Gerry Allen yang banyak menyusun buku tentang identifikasi ikan dan panduan lapangan, Emre Turak dan Lyndon Devantier yang berkontribusi banyak dalam penyusunan buku-buku tentang identifikasi karang keras. Kegiatan ini juga mencoba mengoleksi specimen-specimen karang keras untuk diidentifikasi lebih lanjut di laboratorium guna mengetahui nama ilmiahnya ataupun kemungkinan species baru yang belum terdeskripsikan.
Dari survey tersebut dengan ditambah dari hasil survey di Kepulauan Raja Ampat pada 2001-2002, terdapat 1233 jenis ikan karang dan 600 jenis karang keras. Sedangkan specimen karang yang dikoleksi adalah 540 specimen dan diduga terdapat 42 jenis karang baru maupun endemik.
Senang sekali bagi saya yang juga tertarik dalam bidang taksonomi karang, akhirnya juga bisa ikut serta dalam identifikasi karang dari hasil kegiatan tersebut di Museum of Tropical Queensland (MTQ), Townsville.
Untuk kegiatan di Townsville ini, tugas saya tidak banyak. Pertama, mengurus packing specimen-specimen karang dari Sorong Papua menuju Denpasar dan akhirnya menuju Townsville dengan segala perijinannya. Sesampainya di MTQ, saya membantu mengelompokkan specimen-specimen karang tersebut ke dalam family dan genus. Belajar dan membantu identifikasi ke tingkat species dengan bantuan specimen karang koleksi MTQ dan literatur-literatur yang ada.
Tiga minggu kegiatan yang saya ikuti dari 7 – 27 Februari 2008 adalah sehari-hari di lab identifikasi. Dengan tinggal di Kissing Point, sesekali pulang pergi menuju MTQ dengan jalan kaki 40 menit perjalanan, menikmati nyamannya Strand dengan bersihnya pantai (The Strand tercatat sebagai Queensland's Cleanest Beach 2003), ruang publik yang bagus dan juga burung-burung bebas beterbangan yang di Indonesia sudah sangat jarang dijumpai sekalipun di hutan. Sekali waktu juga sempat menikmati keindahan Townsville dari puncak Castle Hill.
Sempat ngumpul dengan teman-teman mahasiswa dari Indonesia dan beberapa kawan mereka dari negara lain serta warga Indonesia yang tinggal di Townsville. Semuanya ramah, hangat dan menyenangkan. Memasak, main gitar, main voli dan makan bareng. Potong rumput di rumah Mbak Icha dan Mbak Dian :p, tetap menyenangkan.
Semua staf, khususnya Dr. Carden Wallace sebagai principal scientist di MTQ, sangat ramah, terbuka dan perhatian. Membuat hari-hari di lab tidak membosankan dan suasana sangat mendukung untuk terus belajar. Kehangatan mereka juga tertuang dalam penyambutan dan perpisahan yang sederhana namun tak akan pernah saya lupakan karena kebaikan mereka termasuk undangan makan malam di rumah yang sangat bersahabat.
Fasilitas MTQ sangat lengkap dan rapi. Koleksi specimen karang juga dikelola dengan baik. Saat ini terdapat 800 species dari 400.000 specimen karang keras di museum yang juga terkenal karena sejarah dan peninggalan kapal ”Pandora”, sebuah kapal layar Inggris yang karam di Great Barrier Reef pada 1791.
Saat ini, kegiatan identifikasi tersebut masih terus berlangsung. Di luar itu semua, terlebih penting dari hasil survey dan kegiatan identifikasi ini adalah bagaimana kedepannya potensi kawasan ini bisa dikelola dengan baik sebagai benteng terakhir kawasan terbaik terumbu karang dunia dengan tetap memberi manfaat yang baik juga untuk masyarakat Papua.
*)
Karang keras merupakan endapan deposit masif zat kapur yang dihasilkan dari hewan karang dari filum Cnidaria, klas Anthozoa dan ordo Scleractinia yang hidup di lautan tropis dalam koloni maupun soliter dan merupakan komponen utama dalam ekosistem terumbu karang.

© PPIA-JCU

Thuringowa City Celebration 8 Feb 11.40 am - dari arena latihan Wandella

mari mengenal sekelumit sosok sang penari.. Icha, Lita dan Annie Daryani.. dari meja redaksi, foto Lita, Annie dan Icha menyimpan cerita.. ada apa dibalik 3 gadis manis ini ?



Icha (Putu Liza) yang berbalut gaun tari Ms Elizabeth Bennett charachter di novel Jane Austen ini akan tampil beda



Lita (Maulita Sari Hani) dan Annie Daryani adalah salah satu pasangan terhamonis loh, lihat aja aksinya, kalah deh sama pasutri2 yg ada di tonspil, he3x. Foto ini adalah salah satu aksi mereka berdua di acara cultural festival 2007. Ceritanya seh mau ikutan parade, eh ternyata di cancel, alhasil pasangan dua ini nggak mau mundur begitu aja, karena kita udah ready steady dengan dian & desni berbusana tradisional, so alhasil minta request ke panitia kalau kita mau nari aja deh. akhir cerita koreografi pun dibuat dalam waktu 10 menit dan aksi panggung pun nggak kalah dahsyat dengan goyangan yapong loh.

Jangan lewatkan penampilan mereka di panggung Lagoon Riverway merayakan farewell Thuringowa City yg akan amalgamated dengan Townsville City dan fireworksnya bakal menakjubkan, be there.. Saturday 8 Feb 11.40 am.

© PPIA-JCU

Wednesday, February 27, 2008

Indonesia Market Intelligence Seminar


Mr Philip Oakley berdiri paling kiri, Dian dan Gustaf bersama Ibu Isla dan Mr Tony kedua dari kanan; peserta Seminar yang merupakan representatif dari School di JCU atau Colleges di Townsville juga ikut berfoto





Lagi-lagi Townsville diguyur hujan namun Raintree Room-University Hall di James Cook University menjadi hangat saat perbincangan santai berlangsung usai Indonesia Market Intelligence Seminar. Isla Rogers-Winarto dan Tony Mitchener menjadi panelist dalam acara yang di-support oleh Queensland Government-Queensland Education and Training International, Trade Queensland. Ibu Isla Rogers-Winarto berbicara tentang: The Market Update – International Education opportuniities: trends, competitor activity, in-country program developments. Sementara Mr Tony Mitchener membawakan topik: A Queensland Response: Observations from a Queensland perspective; synergies, models for success. Mr Philip Oakley (Study Townsville Chair) bertindak sebagai moderator dalam diskusi panel: Various issues related to marketing Australian education in Indonesia, issues affecting Indonesian students in Australia, Indonesian perceptions of Australia, the way forward.

Ibu Isla adalah Country Director Indonesia untuk IDP Education Indonesia sedangkan Mr Tony Mitchener adalah Commissioner dari Queensland Government-Trade and Investment untuk Indonesia Office di Jakarta. Kami berbincang tentang suka duka kami belajar di JCU, alasan yang mendorong kami belajar di JCU, kehidupan sosial dan akademik. Ibu Isla menjelaskan peran IDP Indonesia dalam memberikan pelayanan pendidikan untuk membantu calon-calon pelajar Indonesia yang berminat menimba ilmu di Australia; khususnya di James Cook University yang berlokasi di wilayah tropis beliau juga mengungkapkan potensi JCU menjadi tempat studi yang memiliki nilai kompetitif 'tropika' yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan iklim tropika Indonesia yang akan lebih applicable untuk kondisi alamiah Indonesia yang langsung disetujui Mr Tony.

© PPIA-JCU

ditulis oleh: Dian photo by: Gustaf

Launching Voli 2008



menu launching: yang ngulek rujak Jheng Puji dan yang ngolah es kelapa muda Neng Dian


Minggu 24 Februari menjadi launching voli ball kami setelah beberapa kali hari Minggu diguyur hujan. Para pemain nya istimewa karena Erdi dan Rasmus turut bergabung. Egy mengungkapkan kegembiraannya untuk permainan pertamanya di Townsville. Wayne, JCU Chaplain, juga tak kalah bahagianya. Yansen melepas kerinduannya bermain voli di lapangan Cranbrook setelah 1 tahun berada di Indonesia dan kini kembali melanjutkan studi PhD nya.

Townsville.. jangan hujan lagi Minggu depan..

© PPIA-JCU