Thursday, April 17, 2008

Indonesiaku di perhelatan Food n Faith Festival JCU 2008

penyanyi PPI JCU: Dian-Icha-Eghy-Mitha (tampil dalam sesi pertama)

Dian dengan tari piringnya

Anak bangsa yang tengah berada lama di bumi negeri lain terkadang terdorong tuk meningkatkan ke-Indonesia-an nya. Rasa patriotik menguat, rasa cinta tanah air makin mendalam bahkan sering identitas keragaman Instansi atau tempat kerja makin menonjol. Menariknya hal ini sering muncul dalam hal-hal yang sederhana saja. Menilik semalam latihan sebelum perhelatan, grup musik PPI JCU berdebat memilih lagu. Indahnya persaudaraan anak bangsa dari Sabang sampai Merauke ini menjadi sebuah challenge yang menarik. Dian yang berasal dari Cirebon namun sepanjang waktu kehidupan studi dan kerjanya di tatar Sunda, harus memperjuangkan lagu "Manuk Dadali" masuk ke dalam list lagu2 yang dinyanyikan. Awalnya sih cukup beralasan memilih lagu ini karena memiliki makna "Bhinneka Tunggal Ika" penjelmaan Burung Garuda nan gagah lambang negara sebagai "Manuk Dadali" serta yang penting ada kata "Indonesia" plus tone/nadanya paling tinggi di antara lagu2 lain sehingga cukup mungkin untuk membahanakan "Indonesia" ah sudahlah.. saya tak berkomentar panjang lagi karena sudah cukup banyak celoteh kocak seputar lagu ini semalam:

-- ya ampun masih mending lagu bahasa Inggris dah daripada lagu Sunda ini..
-- duh mesti belajar vokalisasi dulu nih.. apa nih "aa--iiii'---uuu--euuuu-eeee" (gubrak..!!)
-- asyiknya ya lagu Indonesia Timur terutama Ambon yang bahasa nya sudah cukup Indonesia
-- harus menghapal seminggu dulu nih.
-- Dian.. nyanyi sana ama Teh Farida ama Akang Memed atuh..
-- Eghy sih enak cuma main gitar.. lah kita yang mangap-mangap nyanyi belibet neh lidah..
-- kesimpulannya: nggaaaaaak maaaaaaaauuu lagu mu Diaaaaaaaaaannn..

akhirnya kethok palu pun diambil: Eghy menggitar, dan hanya Icha dan Dian aja yang banyanyi mengingat Putu Liza sudah cukup familiar juga dengan bahasa Sunda maklum do'i satu kuliahan satu angkatan ama Dian di IPB (Bogor West Java).

ingin tahu syairnya? :

MANUK DADALI
(we give credit to the author)

Mesat ngapung luhur jauh di awang awang
Meberkeun janjangna bangun taya karingrang
Kukuna ranggaos reujeung pamatukna ngeluk
Ngepak mega bari hiberna tarik nyuruwuk

Saha anu bisa nyusul kana tandangna
gadang jeung partentang taya bandingan nana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan ka sieun leber wawanenna

Manuk dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia jaya
Manuk dadali pang kakoncarana
Resep ngahiji rukun sakabehna

Hirup sauyunan tara pahirihiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali gadung siloka sinatria
Keur sakumna bangsa di nagara Indonesia


Perhelatan pun usai; lengkap menampilkan Indonesia, dari mulai ayam panggang Mbak Yuli-Erwin, nasi goreng Mba Yanti-Yasen (plus dekorasi khas Indonesia nya), penampilan tari piring (Dian Latifah)dan lagu daerah (Eghy gitaris, Mitha-Dian-Putu Liza) plus tari India Klasik by Putu Liza dan Duet Eghy-Icha menyanyikan'Don't Sleep Away by Daniel Sahuleka Ambon Manise.

Acara Food and Faith Festival ini diadakan tiap tahun oleh Chaplaincy JCU dan JCU Student Association. Acara ini sebagai ujud appresiasi dan upaya meningkatkan salingkepahaman antar multifaith di lingkungan kampus JCU sebagai konsekuensi memberikan lingkungan studi dan kehidupan kampus yang nyaman bagi International Students di JCU; mengingat mereka biasanya berasal dari berbagai negara dengan fondasi faith and culture yang kuat. Di perhelatan ini appresiasi dan upaya understanding antar Faith tersebut dikemas dalam ujud perhelatan yang menyajikan aneka ragam food dan culture sebagai atraction.

Berkeinginan mengusung satu lagu bahasa Inggris dan kebetulan penyanyinya Daniel Sahuleka (Ambon manise Indonesian) berdentinglah gitar mengalunkan lagu.. "Don't Sleep Away" .. 'problemnya adalah..' (Gustaf, 2007).. Gustaf pun did not sleep away yet waiting her wife at Wandella enjoying the song but merepotkan Gustaf berburu syair lagu ini sekaligus menelponkannya pada Putu Liza.. "aduh.. kalimat nya romantis gini tak dibacakannya dengan romantis oleh Gustaf.." (Putu Liza, 2008).

dilaporkan oleh: Dian Latifah

© PPIA-JCU

No comments: