Tuesday, September 25, 2007

Intan sang suster

bersama sang putra2 tercinta dan sang supervisor Prof Mary FritzGerald

Menjadi orang gila memang menyakitkan. Kekurangpahaman keluarga sendiri dan masyarakat membuat mereka makin terpuruk. Terisolir bagaikan orang buangan. Parahnya lagi konsep penanganan yang dilakukan selama ini terasa sebagai penjara sehingga pasien rumahsakit jiwa tak jarang melarikan diri. Hal diterjemahkan oleh pihak rumahsakit sebagai tindakan "absconding". Kepedulian akan fenomena ini mencemaskan Intansari Nurjannah untuk mencoba menguak, ada apa sebenarnya dengan mereka? Puluhan pasienpun didekati Intan dengan resiko dimarahi dan dicibiri. Beberapa kalimatpun tercetus: aku ingin pulang tapi mereka tak mau menerima. Kenapa dokter tetap memberikan obat? Aku sudah sembuh. Kalau toh hanya obat kenapa aku tak minum di rumah saja? dan lain-lain yang mengusik hati.

Dari dua tahun penelitian, Intan berhasil melewati MSc exit seminar dengan judul penelitian: Absconding from a psychiatric setting in Indonesia: a case study. Sangat terasa masih adanya gap pengertian antara masyarakat dan para professionals tentang pelarian yang diterjemahkan oleh para pasien sebagai sebuah perjalanan ke arah kebebasan. Sebuah formula baru ditawarkan Intan dengan membawa psycho-education kepada keluarga, masyarakat bahkan juga dokter dan perawat yang menangani mereka. Hal ini tak lain untuk mengubah konsep berpikir mereka terhadap orang yang dianggap kelainan jiwa.

Good job, Intan... Dan jangan lupa salah satu rekomendasi untuk studi lanjut ke level yang lebih tinggi!

© PPIA-JCU

No comments: