Tuesday, January 23, 2007

Jepara, kami pulang!

Satu lagi surat pulang kampung dari seorang Coco Soetrisno dan keluarganya. Setelah tadi siang, Selasa, 23 Januari 2006 beliau berhasil mempertahankan disertasi PhD-nya. Terus berkarya, Bang!
---
Setelah 4 setengah tahun melanglang jalan dari Cranbrook ke Uni akhirnya ritual itu berakhir juga. Berat memang meninggalkan kehidupan rutin di Tonspil ini, tetangga yg baik, teman mahasiswa yg budiman, keluarga Indonesia yg ramah, individu individu yg selalu siap membantu serta komunitas agamis yang bersungguh sungguh mengimplemantasikan kepercayaannya dlm kehidupan sehari hari.

Hidup di Tonspil ini memang menjadi bagian dari mimpi kita semua; akses internet mudah, melampirkan bukti yg sederhana, langsung dipercaya, ganti barang di toko langsung disetujui cari dan ngabisin uang lebih mudah dll Mimpi ini sepertinya mimpi yg enak bagi kami sekeluarga, anak anak jarang bikin PR, setiap term ada piknik dan camping. Bisa memaki seenaknya tanpa ada orang menegur kecuali emak sama bapaknya yg akhirnya dianggap makhluk aneh.

Bagi saya sekeluarga, masa di Tonspil adalah limit terakhir, usia, kondisi sosial, tahap hidup anak anak dlsb adalah celah berharga yg diberikan Tuhan dlm kondisi dan waktu yg tepat. Pulang ke Indonesia bagi kami adalah keharusan utk melanjutkan perjuangan, melaksanakan bisnis baru (kalo ada he he he), meluruskan anak anak yg mulai melengkung dan juga ada impian lain: bermanfaat utk orang lain (tidak hanya utk keluarga sendiri). Bagi usia kami (sampe dipanggil embah sama angkatan baru) jadi kepala semut tua rasanya lebih pantas drpd jadi buntut gajah muda. Kalaupun kami suatu saat datang kembali keTonspil maunya sudah harus dalam kapasitas yang berbeda; sebagai turis yang akan belanja di Stockland dan makan di Benny restaurant ho ho ho.

Tonspil bagi kami sekeluarga juga merupakan satu anugerah rohani, terbukti dari banyaknya peringatan, limpahan anugerah tidak ternilai, kesempatan dan dukungan sosial dari banyak pihak. Kami sekeluarga Alhamdulillah belum sekalipun menerima perlakuan rasis dari masyarakat dan pemerintah Australia kecuali dari gukguk salah didik yang PDnya ketinggian namun IQ nya kerendahan. Namun percayalah lebih banyak anjing2 pintar di Cranbook dan Aitkenvale yg hanya gonggong dua kali selanjutnya sudah ramah menyapa kita kalau sedang ngantar JM.

Banyak hal yg memotivasi kami kembali ke Indonesia: korupsi mulai divakum, lingkungan mulai diketahui, bird flu mulai disadari, perguruan tinggi negeri sudah berprestasi di standar internasional dannnn gaji PNS dinaikkan (akannn /keduluan DPRD). Namun yg paling dirindukan adalah martabak, durian, rambutan, bakso, gudeg dan tentunya nasi padang!!!.

Bagi kebanyakan dari anda semua, hidup kami di Tonspil mungkin merupakan saat terakhir kita saling bertemu muka, terutama utk yg hidupnya di luar pulau nJawa. Kalau buka2 album foto, baru deh timbul keinginan utk menelepon. Kita pasti bisa bertemu dalam surat menyurat dan bertelepon ria. Namun kami tidak berjanji kita akan bisa saling bercerita seperti sekarang krn kita akan mulai sibuk menghidupi diri, keluarga dan membangun jaringan baru yg lebih kompleks, tapi semua rahasia pertemuan hanya Tuhan yang tahu dan mengaturnya.

Untuk itu kami sekeluarga mohon maaf yg sedalam dalamnya bila dalam kata, tertawa, perbuatan dan gelagat kami ada sesuatu yg menyakitkan hati. Pengalaman kami dan teman teman lain yg sudah biasa hidup di rantau dan bergaul dgn berbagai tipe manusia adalah sebuah khasanah utk memperkaya diri secara sosial untuk tidak gampang tersinggung. Bagi kami, tidak ada satupun ganjalan yg bersemi, terlebih sempat dibawa ke Indonesia, semuanya sudah di garage salekan atau di give away kan he he he.

Terakhir banyak pihak yang secara khusus wajib saya ucapkan terimakasih kepada : angkatan pendahulu: Ibu Miki, Tito, Wildan, Fayakun, Didik, Pak Adi Susilo, pak Jack n Benny lalu pak Eko sekeluarga, Teh Endah, Marwoto dan Rahmi yg selalu rame dan kerap membantu. Angkatan saya yg kompak, Mas Arief, Ibu Made, Sandy dan mbak Sally Tio. Angkatan seterusnya pak Anang, Dian, Bu Ghita, Intan, pak Patrice, Aulia, mas Pram, Gustaf, Piter Lepong, Lukman, Yatmi serta Icha Bali, Angkatan terbaru, Adi, Yulia, Yansen, Hasan, Irwan dan Icha Shahrir, lalu ananda Desny, pak Jon, mbak Dian-skg presiden, dan cucunda Maulita, Zen, Pudji, Angel, Mita dan ananda Icha Bali, serta nama nama lain yg tidak sempat disebutkan.. .

Saya masih jelas membayangkan hari2 kita yg penuh tawa di lapangan volley, di rapat dan pesta, dan hari hari kebasahan krn hujan, saling sikut di garage sale dll. Saya jelas melihat sahabat2 yang datang dan pergi dengan peningkatan, itulah hidup yg sebenarnya yg terus meningkat .... namun juga harus berakhir. Bagi anda anda yg masih tinggal dan baru memulai proses hidup di JCU selamat berjuang, arungi setiap langkah dengan nilai2 sosial, dan nilai2 positif dunia dan akhirat, kelak anda akan jadi pemenang !!!

Saya sangat mudah dihubungi dgn alamat : Coco, PO Box 1 Jepara

Alamat lengkapnya:
Coco Kokarkin Soetrisno
BBPBAP (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau) Divisi Budidaya. Jln Pemandian Kartini RT 02/ RW 04, Ds Bulu Jepara, Jawa Tengah
Tlp 0291 592 866 Mobile : 0813 9953 66 77 kalo istri --55

Bila ada diantara anda yg sempat berkunjung ke Jawa Tengah, jangan lupa menghubungi saya dan bila mungkin sempatlah berkunjung ke gubuk kami di Jepara (benar benar gubuk lho). Bila ada yg tertarik utk mengembangkan perekonomian masyarakat melalui budidaya ikan air laut, silakan berdiskusi dan berlatih ditempat saya. Untuk yg punya mahasiswa dan bingung bikin judul / membiayai penelitian biologi, juga silakan menghubungi saya mudah mudahan ada sarana yang bisa disediakan untuk membantu.

Sekali lagi salam hangat dari keluarga kami, semoga keakraban kita dapat bergaung sepanjang masa dan semoga Tuhan YME memberkahi kita semua. Amin.

mbah Coco, Eva, Fauzan dan Fiyonda


© PPIA-JCU

No comments: