Wednesday, February 27, 2008
Terbalas sudah
Walau di minggu tanggal 17 Februari tak teredengar gedebuk bola voli di smes oleh pemain utusan Bengkulu (Yansen), namun seminggu sesudahnya Yansen membayar kesempatan yang hilang di minggu sebelumnya. Bersama dengan beberapa pemain internasional (International All Stars), dia berhasil melibas klub lokal dengan berbagai variasi smesnya yang dahsyat. "Aku bermain sebenarnya bukan untuk membalas sakit hati tak bisa main akibat hujan di minggu sebelumnya", begitu kilah Yansen. Lantas apa? Tak ada jawaban sampai pada sebuah wawancara eksklusif dengan istrinya. Istri Yansen berhasil menguak rahasia kebringasan suaminya di lapangan bola voli. "Sebenarnya bukan masalah dendam dengan waktu, mas", begitu kata istri Yansen saat memulai percakapan. "Tapi, suamiku membalas dendam dengan diri sendiri". Lho, maksudnya? "Begini mas, saat ini suamiku sempat naik sepuluh kilo sejak kepulangannya ke Indo kemaren, jadi sekarang dia ingin membakar semua lemak yang masih tersisa", beber istri Yansen lebih mendetail.
Begitulah sekelumit cerita dari Yansen yang saat ini melanjutkan studi ke level PhD setelah menyelesaikan Masternya dari James Cook University, lebih setahun yang lalu. Yansen bersama Egy (yang mendalami studi budidaya organisme laut) datang ke Townsville sebulan yang lalu. Saat ini adalah awal semester bagi keduanya. Mereka berdua menyemarakkan lapangan voli Cranbrook Park di setiap minggu. Setelah dientertain dengan permainan apik mereka, Egy melanjutkannya dengan petikan gitar di saat turun minum.
© PPIA-JCU
Labels:
cerita study,
Gathering PPIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment