Wednesday, August 29, 2007

Tuesday, August 28, 2007

Indonesia Festival 2007-Gebyar dan Semarak

liatin foto heboh kita dong

Pagi yang cerah. Backdrop terentang gagah. Gebyar bendera Indonesia dan Australia membangkitkan semangat. Farida sang sekretaris menebar senyum ramah kepada para tamu yang satu per satu berdatangan. Dan dibukalah acara Indonesia Festival pertama ini oleh MC Annie Daryani (notes: Annie was crowned as Miss Cultural Festival Townsville-Thuringowa 2006, see the report in the category "cultural events" in this blog). Lagu Indonesia Raya dinyanyikan semua hadirin dengan hikmat dilanjutkan dengan Australia National Anthem. Tari Bali pembukaan Panyembrama oleh Putu Liza menghangatkan suasana welcoming. Setelah sambutan demi sambutan dari Ketua Panitia Zainul Hidayah, Presiden PPIA JCU (JCU Indonesian Student Association) 2006/2007 Dian Latifah, Hon Cr Brian Bensley mewakili Mayor Thuringowa Les Tyrell yang didampingi sang istri Mrs Carol Bensley, dan Minister Counsellor Mr Anwar Raudin mewakili Duta Besar/Ambassador Mr Hamzah Thayeb, rangkaian performances pun silih berganti.

Dimulai dari Tari Pendet oleh Ani Christiani residen kemudian Alex Salvador dengan penampilannya yang mengesankan lewat pelibatan langsung seluruh audience menciptakan rhytme indah. Dilanjutkan dengan penampilan Tari Yapong oleh Annie, Ani, Angel dan Tessy yang aksi goyangannya mengundang tepuk riuh audience.

Performance dari negara lain kembali tampil, kali ini dari India dengan drama musicalnya yang sebagian besar dimainkan oleh bocah-bocah ciliknya kemudian Filipino Group dengan grup banjo music nya. Kerekatan persahabatan antara negara makin terasa saat para penampil India menyajikan lagu dan musical "Banda Mataram" (yang diadopsi dari Indonesia dari kata "Bende Mataram") serta penari Indonesia Putu Liza membawakan tari dari India bahkan tarian klasik Bharatnatyam.

Anak-anak berbakat Indonesia pun unjuk kebolehan. Tari Payung ditampilkan menggemaskan oleh Nadine, Gloria, Chikita, Aulia, Jessy dan Isyah. Tita memainkan alat musik clarinet serta Anissa menyumbangkan suaranya saat nyanyian Gebyar-gebyar menggema. Sebenarnya potensi anak-anak berbakat cukup banyak namun karena keterbatasan waktu dan tenaga pelatih tari yang juga students Annie Daryani dan Maulita Sari Hani, tidak bisa semuanya berkesempatan tampil di Indonesia Festival tahun ini.

Penampilan berikutnya yang menggoncang 'bumi' Thuringowa dengan tepukan dan hentakan Tari Saman nya oleh 10 orang penari Tony, Putu Liza, Annie, Ani, Angel, Dian, Zainul, Desni, Etha, Tessy dengan pelatih tari Maulita Sari Hani. Suara-suara merdu pun mengangkasa dengan iringan keyboard oleh Pak Bambang dari Ayr bahkan Pak Anwar Raudin pun ikut bernyanyi. Puisi oleh Putu Liza menggebyar lagu "Gebyar-gebyar". Duet Tessy dan Angel mempermanis suasana.

Tak lengkap tanpa "finale" dimana para audience bisa diajak menari bersama. Diawali Tor-tor oleh Desni, Angel, Etha, Vina dan Putu Liza hadirin dihenyakkan oleh finale Poco-poco yang dipercantik oleh goyangan mantap Mita Takaendengan. Foto bersama di depan backdrop "Indonesia Festival and 62th Independence Day" bersama Pak Anwar Raudin melengkapi keceriaan perayaan dan peringatan hari Kemerdekan Republik Indonesia tercinta hari ini.
Semua bergaya.. kemudian.. berlomba..!!

Perlombaan dipimpin oleh Puji didampingi Vina Birbeck dan Tony. Para pemburu hadiah pun riang saat memperoleh kemenangan dan menerima hadiah lomba-lomba tradisional khas Indonesia yaitu balap karung, lomba kelereng, makan kerupuk dan lomba lari kelereng. Hampir semua anak-anak menerima hadiah tentunya agar tangis tak meledak di udara, tercatat sang juara adalah Aisyah putri Kasmawati Hem yang aktif dan semangat berlomba bahkan berhasil mematahkan kepala bebek karya Vina Birbeck meski mata ditutup dan terjatuhlah sang bebek hias cantik di tanah menabur baurkan lolies kesukaan anak-anak, Bijai putra Pak Halmar Halide (lomba kelereng), David dan James (lomba kelereng), Nadine Mamangkey di lomba pensil masuk botol, Auliah Parjiono (lomba kerupuk) serta Afi putra Pak Erwin Imam Santoso. Sedangkan pemenang dewasa tercatat: Balap karung wanita (1) Dian Latifah (2) Umi (3) Etha; Balap karung pria (1) Kevin (2) Glenn (3) Zainul Hidayah; Lomba Kerupuk Wanita (1) Tessy (2) Rika (3) Vina birbeck.

Lomba masih berlanjut keesokan harinya yaitu final volley ball (catatan: volley ball adalah olahraga rutin PPIA JCU yang banyak diminati saudara-saudara dari negara lain; lihat category SPORT dalam blog ini). Setelah berhasil mengalahkan grup voli India dan grup mix dengan Papua Nugini, England, South Africa, Fiji dan Filipina terjadilah Final All Indonesians (meski ada pemain asing bala bantuan dari Papua Nugini). Keluar sebagai juara adalah tim yang dikomandani Lintang Adi Pradana dengan anggota etha, ani christiani, glenn, tessy, tony. Koordinator acara lomba Puji menutup acara dengan penyerahan hadiah kemudian dilanjutkan dengan acara makan-makan di rumah Ibu Presiden dan nonton bareng video Indonesia Fest 2007 sekaligus membubarkan Panitia dan manandai berakhirnya seluruh rangkaian acara Indonesia Festival 2007. Akhirnya semua berteriak.. Merdeka..!! dan BACK TO GREEN CAMPUS.. our beloved James Cook University..!!

© PPIA-JCU

Indonesia Festival 2007-dibalik kisah sukses

click here to see our photos

Persiapan acara kerap meninggalkan kesan tersendiri. Two days to go disamping heboh belanja dan persiapan pos sie Lomba nya Puji-Vina, juga telah terjadi peresmian rumah penampilan baru di 2/28 Deschamp St Gulliver ditandai dengan pemotongan pita "kabel printer inventaris PPIA JCU". Accident yang menjadi ONE night breaking news ini mengundang gelak tawa di 2/18 Wandella dimana para performers meriung ngumpul untuk Gladi Resik, ketika sang istri dari 'pelaku' menunjukkan barang bukti beserta sang pelaku kepada Ibu Presiden. Adegan ini menjadikan lelah terlupakan bagi keluarga Purwani-Bambang dan De' Tita yang sengaja datang dari jauh dari Ayr 'tuk menghadiri gladi resik ini.

Kehebohan makin menjadi jadi One day to go hampir semua pos belanja-belanja yang kurang dan harus kerja keras sampai hampir midnight dari mulai pos bikin spanduk (see photo inzet L-R: Zen-Lintang-Tony di kediaman pemilik tenda biru Gustaf) dan pos games dan lomba. Accident disconnection cable (psst alias Dian lupa nyolokin cable ke power outlet hihihi typical ladies-electronical-skill problem dan mudah ditebak menyalahkan laptop dan printer yang anteng2 aja bahkan berlanjut dengan pembahasan theory metafisika tentang pancaran gelombang energy namun semuanya berakhir dengan teriakan Icha.."D-i-a-n..!!" mirip John Burckle yang mengomeli Garfield) kembali terjadi di 2/18 Wandella dimana Dian, Putu Liza dan Angel melembur. MC Annie Daryani harus bergadang sampai 2 am dini hari dan komunikasi via email dan mobile phone dgn Dian tuk membuat katalog acara/program event untuk display dan para honourable guests akhirnya Dian tak sempat tidur untuk mendesain dan memperbanyak katalog tersebut namun menyempatkan tidur sesaat paginya sampai dibangunkan para pangeran berotot Gustaf, Zen dan Lintang dari peraduan Putri Dian di 46 Bundock St.

Hari-H di lapangan diawali dengan olahraga peregangan otot-otot dengan mengangkat-angkat meja kursi tak pandang pria maupun wanita. Bunda Kasey-bundanya Annie Daryani dan bundanya kita semua (hehe boleh ya Nie..) turun tangan dan mensupport dengan penuh semangat dan kasih seorang Bunda.. yang membuat kita keep smiling dan keep stronger menyiapkan acara dan.. ready to go..!!

© PPIA-JCU

Sunday, August 26, 2007

FESTIVAL INDONESIA 2007, SUKSES!

Festival pertama Indonesia di Townsville-Thuringowa berlangsung dengan sukses! 25 Agustus 2007, Saturday, Riverway Park Thuringowa.. Festival ini bukan hanya diikuti oleh warga Indonesia di kota Townsville-Thuringowa namun juga dari berbagai kota di sekitarnya seperti Ayr, Charters Towers, Ingham, Cairns dan Mackay. Kemeriahannya juga disemarakkan dengan penampilan beberapa perkumpulan seni pertunjukan dari Filipina dan India. Sebagai negara tetangga yang juga berperan dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di masa revolusi, dalam festival inipun kemilau budaya mereka bersanding bersama untaian ragam budaya Indonesia. Unity in Diversity!.. =Bhinneka Tunggal Ika.. . the slogan and spirit of the Republic of Indonesia.

Terlepas dari kemeriahannya, banyak pihak di luar PPIA JCU yang juga berperan dalam terwujudnya kegiatan ini. Kedutaan Besar RI di Canberra yang bahkan mengutus Pak Anwar Raudin (Minister Counsellor) mewakili Duta Besar, Konsulat Jendral RI di Sydney, pihak Pemerintah Kota Thuringowa dengan utusannya dan yang juga merelakan tempatnya , Pemerintah kota Townsville, International Student Center James Cook University (JCU) bersama utusan Liason Officer Ausaid JCU Mr. Alex Salvador, Student Association JCU, Chaplaincy JCU Mr. Wayne Crockford, Masyarakat Indonesia di Townsville-Thuringowa dan kota-kota disekitarnya, pihak Departemen Kelautan & Perikanan dan Proyek Coremap yang pernah meninjau JCU atas pimpinan Dr. Jamalludin Jompa, Komunitas Filipina dan India di Townsville-Thuringowa, dan para perangkat acara mulai dari sound-system nya Pak Erwin, keyboardist dan singers Pak Bambang dan keluarga, penyedia perangkat panggung, dan berbagai aksesoris serta perlengkapan lainnya dan konsumsi yang dibantu sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia di Townsville-Thuringowa.

Hon. Cr Brian Bensley beserta istri menyatakan kepuasannya yang mendalam atas kesuksesan acara ini.. mereka stay bersama kami hingga lunchtime dan begitu berbaur dengan audience dan performers. Minister Counsellor Raudin Anwar menunjukkan kebahagiaan tak hingga, memberikan semangat dan dorongan agar menjadikan Festival Indonesia ini ajang tahunan di Townsville-Thuringowa.


Menilik sekilas sejarah.. kegiatan Perayaan dan Peringatan Indonesia Independence Day ini telah dirintis PPIA JCU dengan support para residen sejak tahun 1990-an pada beberapa kali program perayaan dan peringatan Independence Day-nya dengan konsep-konsep sederhana dan masih untuk kalangan terbatas komunitas Indonesia dan Australians (suami/istri/anak-nya) serta Australians sebagai honourable guests/invitees, terlebih lagi saat diketuai Pak Marwata dan Presiden Ghitarina tahun 2004 berhasil mendatangkan Dubes Hamzah Thayeb, tahun 2005 dengan Presiden Johanna Kodoatie yang seniwati (pemusik dan penari) konsep "Festival" sudah ada, konsep ini makin matang di periode 2006 Presiden Aryadi Arsyad dan ketua panitia Yansen dengan koordinator kesenian Johanna Kodoatie kembali yang dihadiri Mayor Thuringowa Les Tyrell, dan.. jadilah Indonesia Festival PERTAMA tahun 2007 yang mulai membuka diri terhadap publik Australia dan diadakan di lokasi strategis dan reputable Riverway Park Thuringowa.. yang dikomandani Zainul Hidayah..!!

Selamat.. Panitia dan PPIA JCU..!! MC Annie Daryani, Putu Liza, State Manager Lintang, Koordinator Kesenian Annie Daryani yang sekaligus pelatih tari/koreografer bersama Lita, para performers, para pemburu hadiah alias yang ikutan games dan sport alias volley yang dikomandani Puji didampingi Tony dan staf ahli Vina Birbeck, Sekretaris Farida Damayanti, Bos perlengkapan Pak Parjiono dengan tim pria2 tangguhnya, Gustaf extra kerjanya, Lukman sebagai utusan bala bantuan dari Presiden dan Sekretaris PPIA, Bos Konsumsi Mita dengan staf Ahli Mbak Warni dan Mbak Ita Halmar, pemilik tenda biru, para istri student dan residen yang masak extra dan semuanya yang dengan senang hati bekerja membantu dan berpartisipasi extra.. Keluarga Pak Muslim yang sudah take care Pak Anwar Raudin.. para istri/suami/anak-anak/sweetheart dari Panitia dan Performers yang ikutan sibuk atau atas support dan pengertiannya.. semua pihak yang menjadikan Indonesia Festival Pertama menjadi nyata.. you're all making a history in your life.. we're all going to miss out kebersamaan kita, suka, duka, tawa, tangis, capek, lapar, tegang, sedikit stress, kurang tidur, kerja otot (hehe..), tukang cuci, selama persiapan acara lalu dan pas acaranya.. Selamat..!!

© PPIA-JCU

Thursday, August 23, 2007

Indonesia Festival 2007-Program

State Manager :Lintang Adi Pradana
Master of Ceremony: Annie Daryani dan Putu Liza

10.00: Opening Ceremony
· Balinese Dance Panyembrama Penyambutan by Putu Liza
· Opening of the event (the background and purpose of the event by the Zainoel Hidayah)
· Opening speech by the president of Indonesian Student Association JCU (Dian Latifah)
· Speech from Minister Counsellor Anwar Raudin on the behalf of Ambassador Hamzah Thayeb, the Embassy of The Republic of Indonesia for Australia-Canberra.
· Speech from Hon. Councillor Brian Bensley, Thuringowa City
· Indonesia Raya (sung together with text)
· Australia national anthem (sung together with text)
10.30: Balinese Dance Pendet by Ani Cristiani
10.40: Children Payung Dance (Umbrella Dance from Western Sumatera) by Nadine,
Chickita, Glory, Aulia, Jessy, and Isyah
10.45: Singing Performance of traditional Indonesian songs by Indonesian singing group
11.05: (Performance from other culture) by Alex Salvador and group
11.15: (Performance from other culture) Indian performance by the Indian community & Putu Liza (Bharatanatyam)
11.25: (Performance from other culture) Filipino performance by Filipino -Australian
Affiliation of NQ (FAANQ).
11.35: Jakarta Dance Yapong by Annie, Icha, Ani, Angel, and Tessy
11.45: Aceh Dance Saman by Tony, Icha, Angel, Dian, Toni, Tessy, Desni, Etha, Zen
11.55: Finale (dance together): Tor Tor Dance/Poco-poco from Sulawesi Island
12.05: Lunch
12.35: Musical Performance by Pur and family
12.50: Traditional Sports and Games
02.45: Present give away and closing

© PPIA-JCU

Indonesia Festival AT GLANCE-25 August

August 17 marks the day when Indonesia proclaimed its independence back in 1945. Every year, the entire country commemorates the occasion in both solemn and cheerful ways. While there is much reason for celebration, we also honour the sacrifice of our heroes and remember them with gratitude and reverence the supreme struggle they made to achieve our independence, so that we can all look forward to the brighter future of Indonesia in international forum. To honour our independence, it is important for us to also remember the meaning of ‘Unity in Diversity’ or ‘Bhinneka Tunggal Ika’ as our national character. By nature, Indonesia is a diverse nation with many ethnicity, language, customs, colours and religions. ‘Bhinneka Tunggal Ika’ or ‘Unity in Diversity’ is our quintessential personality that guides us in our relationships within the country and with other nations.

The spirit of Indonesia Independence Day does not only belong to Indonesians living in Indonesia but also to those living overseas. Through the commemoration of the 62nd Indonesian Independence Day, the Indonesian students and community in Townsville aspire to maintain the spirit of independence by performing a special occasion: the Indonesia Festival and Independence Day. The cultural event is designed to explore creativities, embrace arts, traditions and beliefs within the many ethnic groups in Indonesia and to serve as a media to embrace diversity and promote understanding with the international communities. By inviting and involving people of different cultural backgrounds and nationalities in Townsville, we hope that the event will promote Indonesia’s cultural diversity and foster multi cultural understanding in Townsville Australia.

© PPIA-JCU

Monday, August 20, 2007

Selintas tentang Cultural Festival di Townsville


Ajang tahun ini dilaksanakan dari tanggal 15 sampai 19 Agustus. Pertunjukan budaya yang biasanya dilaksanakan selama lima hari di setiap tahun ini mengusung tema umum: Unity in Diversity. Berbagai atraksi budaya dari berbagai belahan negara ditampilkan disini, umumnya dipertontonkan oleh warga Townsville keturunan, para expatriates dan students yang belajar di berbagai sekolah dan universitas sekitar Townsville. Konsepnya sederhana memang, yang penting tampil dengan budaya sendiri. Tak ada aturan yang kaku dalam pementasan kecuali tepat waktu. Bila siap, silakan mendaftar ke panitia.
Areal pertunjukan itu sendiri bukan hanya memberi tempat bagi para penari dan penyanyi namun juga menampung para kreatifitor di bidang seni lainnya. Di sana ada art & souvenir shops yang melingkari dua areal pertunjukan utama: main stage dan global village. Hal yang unik dari global village tahun ini adalah menampilkan atmosfir desa-desa di pasifik dengan dominasi daun kelapa di setiap rumah sekaligus gerai-nya. Di tengah kampung terdapat sebuah bale-bale di mana setiap pengunjung kampung bisa mempertontonkan kemampuannya. Semua penduduk maupun pengunjung harus tunduk pada peraturan yang dibuat oleh raja dan ratu kampung. Peraturan yang paling “mengerikan” adalah denda bagi yang merokok di dalam kampung yang bisa mencapai 3 juta rupiah.
Tim Indonesia mengirimkan delegasi terbesar dalam sejarah untuk ajang tahun ini. Maksudnya bukan delegasi terbanyak diantara para performers namun terbanyak dibandingkan dengan delegasi Indonesia di tahun-tahun sebelumnya. Dengan kombinasi antara sebagian anggota PPIA JCU dan beberapa orang residents dan expats, jadilah sebuah tim kontingen yang terdiri dari para penari Saman, Yapong dan para peraga busana (baca berita lainnya di webblog ini).
Sebelum pertunjukan pemungkas, acara ini sendiri ditutup oleh pidato sejenak dari walikota Townsville, Cr Tony Mooney yang menyatakan kegembiraannya atas keragaman yang menyatu di kota Townsville ini....(foto inzet-Cr Tony Mooney bersama Goestaf dari PPIA JCU) © PPIA-JCU

Icha menari India


Icha saat finale di Bollywood Night - Cultural Festival


Hari Pertama Cultural Festival..meninggalkan banyak kesan.. termasuk Indonesians.. karena salah seorangnya Putu Liza dari Bali.. berunjuk kebolehan menari India klasik "Bharatanatyam" yang mungkin sudah kalah populer dengan tari-tari kontemporer India.. Icha di-announce sebagai "student from Indonesia"..!! Kebolehan Icha membawakan berbagai tarian Nusantara apalagi tari Bali tak diragukan lagi.. Membawakan tari bangsa lain tak juga diragukan dapat mempererat tali persaudaraan antar bangsa.. Don't miss out Indonesia Festival and Independence Day.. selain Icha akan menari "Bharatanatyam" lagi, kita juga bisa menyaksikan penampilan budaya lain.. saksikan ragam warna pelangi budaya namun tetap menuju ke satu tujuan.. "persaudaraan antar budaya"..!!

© PPIA-JCU

Tari Saman di ajang Cultural Fest



Mengumpulkan 12 orang performers tari Saman untuk manggung di Cultural Fest bukanlah pekerjaan mudah.. Lintang-Icha-Ani Christiani-Lita-Dian-Tony-Angel-Annie Daryani-Tessy-Desni-Etha Sitepu-Zainul.. dan drummer Zuzu.. Upaya Lita sang koreagrafer dan Ani asisten-nye patut diacungi jempol.. dan jadilah Arena Cultural Fest menjadi panggung pertama.. pertama.. pertama.. berikutnya tunggu penampilan kami di Indonesia Festifal and Independence Day, 25 August..

© PPIA-JCU

Sunday, August 19, 2007

Finale Indonesia di ajang Cultural Festival

photo by Goestaf


photos by Anissa




hari ini adalah hari terakhir tuk menunjukan eksistrensi di cultural festival. awalnya sih dian, ani, desni dan lita mau ngeramein fashion parade tetapi karena kondisi cuaca yang hujan dan beberapa peserta mengundurkan diri jadinya dibatalin deh acaranya oleh panitia. anyway, team fashion parade indonesia tetep mau unjuk kebolehan, so menari berlengak lengok di atas panggung deh. meski koreografinya dadakan alias baru di buat 1 jam sebelum tampil tapi ok juga loh dengan alunan musik kicir-kicir. nggak sampe di situ aja, team ini juga langsung ikutan di finale drum session conducted by Alex Salvador, wah tambah seru deh pokoknya ber-drum-drem-drom bareng rekan-rekan dari berbagai bangsa dalam satu panggung. persembahan tuk indonesia. merdeka.


© PPIA-JCU







thanks Anissa

Yapongan di Cultural Festival 2007



Pagi yang cerah, secerah dan meriah kostum yapong. sebagai bagian dari pertunjukan rangkaian cultural festival, nggak mau ketinggalan PPIA unjuk kebolehan di panggung, 2 kali tampilan yang ok punya menghadirkan suasana tersendiri. goyangan angel, ani, tessy, dan lita membuat mata pengunjung terbelalak sekaligus dapat sambutan yang marak dan meriah.

© PPIA-JCU

Friday, August 17, 2007

ACI - Aku Cinta Indonesia

Dan posting saya yang terakhir untuk hari kemerdekaan ini (buset, tumben!) adalah satu lagu jadul (jaman dulu) banget... berjudul ACI - Aku Cinta Indonesia (ato Aku Cinta Icha? Hehe...) Inget jaman dulu ga seeeh... Tapi keren bung!

ACI – Aku Cinta Indonesia

Hanya ada satu cinta dengan bumbu rindu selalu
Hanya ada satu rindu tanpa ragu, tanpa cemburu
Hanya ada satu cinta, bukan tujuh bukan seribu
Cinta kita cinta bersama, dadadadada...

ACI – Aku Cinta Indonesia
A bisa Amir, C bisa Cici, I bisa Ito
Tapi ACI, Aku Cinta Indonesia

© PPIA-JCU

Photo of students in Lamalera, Lembata Island, Indonesia by Widodo Prayitno

Kebyar-Kebyar Merah Putih

Tak lengkap layaknya perhelatan 17 Agustus ini tanpa lagunya Gombloh, Kebyar-kebyar...

Berikut ini teks lagu Gombloh, plus rekaan saya untuk terjemahan Inggrisnya, jikalau ada sahabat berbahasa bule yang nongol ikutan baca...

Gebyar-gebyar, by Gombloh

Indonesia
Merah darahku, putih tulangku (the red of my blood, the white of my bones)
Bersatu dalam semangatmu (united in your spirit)

Indonesia
Debar jantungku, getar nadiku (the flutter of my heart, the tremble of my vein)
Berbaur dalam angan-anganmu (merged in your dreams)

Gebyar-gebyar, pelangi jingga (Shine, oh shine, the orange rainbow!)

Biarpun bumi bergoncang (Even though the earth shatters)
Kau tetap Indonesiaku (You are still my Indonesia)
Andaikan matahari terbit dari barat (Even though the sun shines from the west)
Kaupun tetap indonesiaku (You are still my Indonesia)
Tak sebilah pedang yang tajam (No sharp swords)
Dapat palingkan daku darimu (can take me away from you)
Kusingsingkan lengan (I raise my arms)
Rawe-rawe rantas
Malang-malang tuntas
Denganmu … (for you)

Indonesia
Merah darahku, putih tulangku (the red of my blood, the white of my bones)
Bersatu dalam semangatmu (united in your spirit)

Indonesia
Debar jantungku, getar nadiku (the flutter of my heart, the tremble of my vein)
Berbaur dalam angan-anganmu (merged in your dreams)

Gebyar-gebyar, pelangi jingga (Shine, oh shine, the orange rainbow!)

Indonesia
Merah darahku, putih tulangku (the red of my blood, the white of my bones)
Bersatu dalam semangatmu (united in your spirit)

Indonesia
Nada laguku, symphoni perteguh (the rhythm of my song, the symphony)
Selaras dengan symphonimu (is in line with your symphony)

Gebyar-gebyar, pelangi jingga (Shine, oh shine, the orange rainbow!)


Gambar Merah Putih diambil dari photobucket berikut ini.

© PPIA-JCU

Merdeka! Sembah sujudku bagi Ibu Pertiwi

Merdeka Bung! Kangen rasanya meneriakkan kata-kata itu. Sayangnya di Townsville ga ada upacara... tapi mungkin bagus juga, supaya tidak terlalu seremonial. Yang jelas rasanya elok pula Indonesia Raya dinyanyikan nanti pada saat latihan tari Saman... sekaligus pula Gebyar-Gebyar-nya Gombloh dan pekik Merdeka...

Sementara itu, ijinkan saya menorehkan beberapa kata mutiara yang diambil dari lontar kuno serta dari Bapak-Bapak pendiri Bangsa kita (yang punya Ibu-Ibu pendiri Bangsa berdiri bersama mereka... hehehe...).


Tentang persatuan dalam keberagaman

Bhinneka Tunggal Ika ~
(berbeda-beda tetapi satu jua adanya)

lontar Sutasoma, oleh Mpu Tantular


Indonesia Muda

Indonesia Muda
Harus mengingatkan,
Bahwa Indonesia yang siang malam
Melahirkan yang baru
Akan dapat sejajar dengan
Negeri-negeri terkemuka di dunia
Bukan Indonesia musium barang kuno

Achdiat K. Mihardja

Kebangsaan Indonesia

Kebangsaan Indonesia
Sudah ada semenjak dahulu kala
Sekarang dirasai
Dan
Diwujudkan

Sanusi Pane


Semangat Indonesia

Apakah semangat Indonesia itu?
Semangat Indonesia ialah kemauan
Yang timbul pada abad kedua puluh ini
Di kalangan rakyat yang berjuta-juta ini untuk bersatu
Dan dengan jalan demikian hendak berusaha
Bersama-sama menduduki tempat yang layak
Di sisi bangsa-bangsa lain

Sutan Takdir Alisyahbana


Hubungan Internasional

Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka,
tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa...
Internasionalisme tidak dapat hidup subur,
kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme.
Nasionalisme tidak dapat hidup subur,
kalau tidak hidup di dalam taman sarinya internasionalisme.

Bung Karno


Dan perbolehkan saya mengutip kata mutiara Mahatma Gandhi, Bapak negara sahabat India yang tanggal 15 Agustus lalu memperingati kemerdekaan mereka:

‘My nationalism is humanity’

Gandhi

Wassalam, salam sejahtera, damai selalu,

Icha



© PPIA-JCU

Thursday, August 16, 2007

Lita dancing on the Indigenous Day, August 8, 2007

Sorry bo, telat buat laporan.... seribu maaf buat sang penari Lita yang baru dipasang fotonya, padahal sudah beraksi pada Indigenous Day di JCU campus, 8 Agustus 2007 yang lalu. Dengan kostum tari Yapong, Lita mendapatkan giliran pertama untuk beraksi. Sang penari menarikan tari Ngarojeng dengan hotnya... dan kerennya sehingga mengundang tepuk tangan penonton (yang ga tau kalo kostum ma tarinya ga nyambung, hehehe). Lha wong penari, pasti bisa menguasai panggung. All in all, pertunjukan pertama hari itu dapat sambutan yang cukup meriah, apalagi karena cheerleaders-nya (Dian, Icha, Puji, Ani...siapa lagi ya... Zen!) juga cukup ribut memberikan dukungan.

And jangan lupa menunggu berita berikutnya untuk tampilan Yapong di Cultural Festival hari Sabtu, 18 Agustus 2007, jam 10:30 am. Sayang ga disiarin RCTI sih...

© PPIA-JCU

Monday, August 13, 2007

Kompetisi telah bergulir

Divisi olahraga Panitia Tujuh belasana PPIA JCU telah memulai kegiatannya dengan mempertemukan Tim Indonesia A dan Tim India pada sesi awal dalam pertandingan voli antar negara di Cranbrook Park hari minggu, 12 Agustus 2007. Tak hanya itu, gabungan Tim Internasional bertarung melawan Tim Indonesia B pada sesi kedua kegiatan yang dilangsungkan selama dua minggu ini (maksudnya dua kali hari minggu). Pada pertandingan sesi pertama, Tim Indonesia A (INA A) mendapatkan perlawanan habis-habisan dari Tim India yang dikomandani oleh Suneer, yang rencananya akan mengikuti Olimpiade Beijing 2008. Ya, beliau akan ke Beijing atas biaya sendiri sebagai penonton sih... Setelah melewati perjuangan yang begitu alot, akhirnya Tim INA A berhasil memenangkan pertandingan voli yang dibuat dengan sistem "suka sama suka". Sistem ini adalah sistem yang disepakati bersama sebelum pertandingan. Sementara pada pertandingan kedua, TIM INA B dengan tanpa kesulitan mengalahkan Tim Internasional yang dikomandani Suneer (lagi)... Lho koq Suneer terus? Ya memang, dia sendiri mengakui bahwa dia bisa mengikuti pertandingan lanjutan tanpa merasa capek. "Walaupun ada tes doping, aku tak takut", kilahnya.

© PPIA-JCU

Last hour bersama Coremap-DKP

Foto bersama di Townsville International Airport, Friday 10-08-2007
mereka akan ber-Qantas menuju Sydney
(Pak Muslim dan Pak Budi residen turut mengantar)

Dian dan Lita mengapit Ibu Risnawati, eitttt Dian dan Lita mematuhi dress code pertemuan dengan COREMAP
.....in P-I-N-K... tada..

Sampai jumpa di tanah air..
  1. Mr. Jamaluddin Jompa, Phd-Excutive Secretary NCU/PMO COREMAP II (team leader)
  2. Mr. Syahrun - Head of Marine and Fisheries Dept., South Sulawesi Province
  3. Mrs. Afliana Salean - Head of Marine and Fisheries Dept., East Nusa Tenggara Province
  4. Mr. Yusdi N. Lamatenggo - Coremap Project Operational Manager, Raja Ampat District Papua Province
  5. Mrs. Risnawati Mangidi-Coremap Project Operational Manager, Southeast Sulawesi Province
  6. Mr. Markus O. Mansnembra - Coremap Project Operational Manager, Biak District Papua Province
  7. Mr. Abdul Hamid - Head of Sea Partnership Program, RC Southeast Sulawesi
  8. Mr.Yudha Miasto-NCU COREMAP II Staff
  9. Mr. Dedy Eka Syahputra - NCU COREMAP II Staff
  10. Mr. Rudi Alek Wahyudin - Secretariat General, MMAF

    © PPIA-JCU

Saturday, August 11, 2007

Townsville Bulletin-10 foreign officials hurt

Friday August 10, 2007

Townsville Bulletin

HEADLINE--front page
10 FOREIGN OFFICIALS HURT IN CITY BUS CRASH >> page 3 (klik for photos)

Page 3

10 HURT IN BUS SMASH

Figure (above)=CLOSE SHAVE....accident on Nathan St outside Good Shepherd Home with some 10 injured people taken to hospital
Figure (middle)=Ambulance officers helping one of the accident victims
Figure (bottom)=More victims being assisted to an Ambulance

by Leonie Johnson - crime reporter - interviewed JCU's Dr Andrew Baird (middle inzet)

TEN foreign officials were hospitalised after a truck and bus collided on Nathan St yesterday afternoon.
The chartered bus was carrying 13 (corrected : 10-by ppia jcu) Indonesian government officials, who were on their way to tour JCU's marine science facilities.
It appeared the Townsville City Council truck crashed into the side of the bus, crushing the side panels and smashing windows about 1.30 pm.
One of the bus passengers (Mr Marcus-by ppia jcu) was unable to get out of the bus due to their injuries and was helped by ambulance officers.
The female bus driver was one of those taken to hospital, while the truck driver escaped without injury and gave a statement to police.
Traffic gridlock made it hard for emergency services crews to get to the accident scene to treat the large number of casualties.
Five (four: Afliana Salean, Hamid, Yusdi, Marcus -by ppia jcu) people were put on to stretchers to be transported to Townsville Hospital, one (Mr Marcus--she was a miracle)with reported broken bones that were sticking through the skin (not true-by ppia jcu).
JCU senior researcher Dr Andrew Baird said he was waiting for the group to arrive when he heard news of the accident. (the meeting was also attended by the Head of School and the Director of Center of Excellence.. at 5 pm "after all waiting in a deep sympathy" Dr Andrew called Dr Jamal "is there any or at least one 'well survived' delegate who can attend the meeting shortly as we'd like to keep this important meeting running if possible.." luckily the Team Leader Dr Jamal was escaped without any injuries).
He rushed to the accident scene to offer what assistance he could.
"There was a group of 13 Indonesians, including local politicians, members of an institution in Indonesia called COREMAP who do mapping of coral reefs and there were also a number of individuals from the fisheries department", he said.
"They were hoping to come to James Cook University to see Centre of Excellence reef studies, where we were going to give them a presentation on what JCU had to offer in terms of student training and also some of the more recent advances in marine science and what that might mean for managing reefs in Indonesia.
"We were waiting for them in the foyer when we got the call that they had an accident."
(Dian pertama kali menerima call dari Pak Jamal.. it was shocking me.. Dian called Gustaf first as Gustaf yang responsible contact to Dr Andrew, Dian (ready to go behind the steer of a green sedan) saw Zen around the foyer.. when Dian tried to call Zen while Gustaf ran to inform Dr Andrew about this accident.. suddenly one call in from Mr Jamal.. okay ready to go Gustaf .."gue liat Zen tadi tapi gue cuekin ajah.." "cling" Zen ternyata udah nongkrong manis di belakang my seat in the car hahaha...). On the site sambil lari-lari, orang kedua yang harus Dian call adalah yang punya kendaraan, Farida, kata Zen mobilnya lagi dipake.. okay then "MITA" yang bakalan datang plus dengan "Angel" satu paket.. That's it.. Dian trusts ppiaers will pass on this breaking news to others.. so then Lita came and join us)
Queensland Fire and Rescue Service Woodlands station officer Jay Roberts said the accident could have been much worse.
"We received a call of a motor vehicle accident involving a truck and a bus," he said.
"When we initally took the call we weren't initially aware of how many people on the bus or the damage. Upon arrival everybody except for one occupant (Mrs Afliana-by ppia jcu) was out of the bus and being treated by QAS (Queensland Ambulance Service). Traffic had to be stopped to one lane to allow police to investigate the accident. A truck hitting a bus can have a severe impact,but this was a lucky one."

© PPIA-JCU

Friday, August 10, 2007

SEVEN Local TV News & Townsville Bulletin-Khabar baik tamu kita



click the picture to enlarge and you can read the article

Foto paling atas : Truk yang menabrak Bus yang ditumpangi delegasi. Bagian bus yang terhantam tampak berlubang hingga menembus bagian tempat duduk.. Pecahan kaca mobil pun berhamburan ke arah 2 penumpang paling sisi..
Foto tengah : Driver wanita yang sudah cukup lanjut usia dan yang nekat melakukan turning off meski beberapa penumpang telah mengingatkan dengan teriakan "NO" ketika truk dari arah berlawanan melaju dengan jarak cukup dekat.. dan baru saja usai gerimis sehingga jalanan cukup licin.
Foto paling bawah : Koordinator Publikasi Gustaf Mamangkey mendampingi dan menguatkan Ibu Risnawati "everything is okay.. tenang saja Bu.."
Foto tak terlihat (hehe..) : saat prosesi loading para korban ke dalam ambulance : "no no not me.. him.. him.." kilah seorang korban yang tak mau dikenakan neck holder sebagai bagian tindakan First Aid/P3K "saya tidak mau ikut ambulans"--hehe padahal memang aturannya semua harus ikut--ada yang sudah dikenakan neck holder tapi tetap bandel tak mau berbaring, Zainul PPIA JCU yang membantu sbg interpreter dibisiki oleh petugas Ambulance "could you please tell him to lay down otherwise this ambulance will not go" hahaha.. salah seorang korban asyik memotret-motret kejadian (memang sudah panggilan jiwa), entah kenapa tiba-tiba petugas First Aider memasangkan neck holder pula.. akhirnya dia pun terkulai lemas duduk sendirian di bawah pohon palm (yaaa gak bisa motret lagi haha..). Sebelum detik tubrukan ada X, yang dijuluki sms lover, sempat mengirimkan sms jawaban dari Kepala Dinas..dan pada saat menyelesaikan kalimat terakhir keburu kecelakan "brak" dan... "saya kecelakaan" "sent".

Tamu kita, 10 orang Indonesian delegates dari Tim CORE MAP (dipimpin oleh Executive Secretary Dr Jamaluddin Jompa-alumni JCU), datang ke Townsville hari Rabu sore tgl 8 Agustus.. Berita kedatangan mereka menjadi berita gembira di tengah-tengah kami.. Kamis 9 Agustus pukul 01.30 pm beberapa dari anggota PPIA bermaksud menemui mereka di acara meeting mereka dengan pihak Coral Reef Research Center of Excellence James Cook University sesuai appointment.. namun mengejutkan, berita 'lokal' kedatangan mereka menjadi berita 'local' SEVEN TV News 5.30 pm diawali oleh berita-berita radio sebelumnya.. sebuah tour bus yang membawa mereka mengalami kecelakaan di depan Palmetum (a palm garden), membatalkan niat mereka untuk singgah dan makan siang di keindahan palm garden.. Sebuah truk menabrak bus mereka saat memasuki areal Palmetum.. Berbagai rasa tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.. beberapa teman langsung menuju lokasi dan yang lainnya ready di Emergency General Townsville Hospital, Dr. Andrew Baird dari JCU pun bergabung dengan kami on-site berbuat dan membantu apa yang kami bisa.. Kesibukan berlanjut di Emergency Unit.. satu persatu di-cek oleh dokter.. syukurlah hampir semuanya dinyatakan dalam kondisi baik.. waktu berjalan cepat, pengecekan oleh dokter masih berlanjut..

Walau masih dalam keadaan galau, namun beberapa peserta menyatakan siap melanjutkan rencana untuk melakukan pertemuan dengan pihak James Cook University demi kepentingan bangsa yang lebih besar.. Sementara beberapa dari mereka harus menunggu untuk dilakukan perawatan akibat benturan dan terjangan kaca mobil. Meeting pun tetap berlangsung dihadiri pejabat-pejabat penting, academics dan researchers dari School of Marine and Tropical Biology James Cook University serta Coral Reef Research Center of Excellent.. excellent..!! akhirnya semua dinyatakan baik..

Terimakasih.. PPIA JCU, Coral Reef Research Center of Excellent JCU, Emergency Unit General Townsville Hospital, Consulate General of The Republic of Indonesia Sydney atas berbagai bentuk bantuan, support dan sympathy..

atas SEGALA-nya buat temen-temen PPIA..

puji dan syukur atas keselematan dan kesehatan semua anggota Tim CORE MAP Indonesia..
selamat melanjutkan karya terbaik Bapak dan Ibu untuk bangsa dan negara..

Pak Jamal dan rekan-rekan CORE MAP mengucapkan terimakasih yang mendalam untuk teman-teman PPIA JCU.. mereka akan meninggalkan Townsville menuju Sydney lanjut ke Jakarta hari Sabtu pagi besok 11 Agustus..

General Consulate of The Republic of Indonesia Sydney mengucapkan terimakasih tak hingga untuk PPIA JCU..

more photos at: http://ppiajcu.multiply.com/

© PPIA-JCU